Sumbangsih Ilmuwan Diaspora Indonesia Kelas Dunia untuk Ibu Pertiwi

Jakarta, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi didukung Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) tanggal 18-25 Agustus 2019. SCKD telah berlangsung tiga kali sejak tahun 2016 dengan nama Visiting World Class Professor (VWCP).

SCKD bertujuan memberikan platform berkontribusi bagi ilmuwan diaspora Indonesia agar memberikan sumbangsih percepatan pembangunan nasional, percepatan transfer ilmu dan teknologi, serta kemajuan research and development (R&D), serta kolaborasi yang berkelanjutan antara akademisi dalam negeri dan luar negeri.

Kolaborasi Ilmuwan Diaspora Indonesia telah menghasilkan 25 Under Review Journals; 30 Submitted Journals; 18 Manuscript Journals; 35 Accepted Journals; 28 Proceedings; 90 Published Journals; 18 Conferences;short courses di universitas terbaik di Inggris dan Jerman; Program bridging dan bimtek; dan keikutsertaan Ilmuwan diaspora dalam Program World Class Professor (WCP).

Sebanyak 55 ilmuwan diaspora terpilih SCKD 2019 berasal dari 15 negara yakni Jepang, Inggris, Amerika, Australia, Singapura, Malaysia, Jerman, Brunei Darussalam, Swiss, Swedia, Korea Selatan, Saudi Arabia, Perancis, Belanda, dan Finlandia. Selain Professor, Associate Professor, Assistant Professor,dan Industri,SCKD 2019 juga mengundang ilmuwan diaspora berlatar belakang Postdoc.

Para ilmuwan diaspora terpilih adalah ilmuwan Indonesia yang menduduki posisi strategis di tempatnya bekerja, memberi sumbangsih tinggi bagi ilmu pengetahuan, memiliki rekam jejak akademik mumpuni, dan meraih sederet prestasi yang karyanya diakui di tingkat dunia.

SCKD 2019 telah memasuki tahun dan keempat dan tahun ini pertama kalinya bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri. Acara ini dibuka oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Istana Wapres tanggal 19 Agustus 2019 dan dihadiri oleh Menteri Ristek Dikti dan Wakil Menteri Luar Negeri RI.

Turut diundang para Atase Pendidikan dari beberapa Perwakilan RI yang diharapkan dapat membantu tindak lanjut kesepakatan SCKD di wilayah kerja masing-masing di luar negeri. 7 Atase Pendidikan dan 1 Pejabat Pensosbud dari 7 Perwakilan RI yakni KBRI Berlin, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Den Haag, KBRI Kairo, KBRI Canberra, KBRI Washington, D.C., dan KBRI London telah mengkonfirmasikan kehadirannya pada SCKD 2019.

Program SCKD sejalan dengan Visi Misi Presiden RI Poin ke-2, yang disampaikan dalam pidatonya di Bogor pada 14 Juli 2019, yakni pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia dengan konsep “Pengelolaan Manajemen Talenta SDM Indonesia” dan ajakan Presiden kepada Diaspora bertalenta tinggi untuk berkontribusi bagi percepatan pembangunan Indonesia.

​Selain itu, Presiden pada Pidato Kenegaraan di hadapan Majelis Permusyarawatan Rakyat tanggal 16 Agustus 2019 juga telah menekankan sinergi semua Lembaga-Lembaga Negara untuk mendukung lompatan-lompatan kemajuan dalam melahirkan lebih banyak lagi SDM-SDM unggul yang membawa kemajuan bangsa.

Beberapa pembicara yang akan hadir antara lain Prof. Dr. H. Boediono, B.Sc., M.Ec., Prof. Ali Ghufron Mukti, Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti; Yanuar Nugroho, Ph.D., Deputi II Kepala Staf Kepresidenan; Prof. Kadarsyah Suryadi, Rektor Institut Teknologi Bandung, Indonesia; Prof. Chennupati Jagadish AC, Distinguished Professor of Physics at the Australian National University Research School of Physics and Engineering; Prof. Rose Amal, UNSW Scientia Professor and an ARC Laureate Fellow; dan Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Chiba University.

Related posts

Leave a Reply