Sudjiatmi adalah saksi sejarah atas seluruh hidup dan perjalanan karier bisnis serta politik Joko Widodo yang dilahirkannya di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Solo, 21 Juni 1961.
PRESIDEN Joko Widodo di tengah kesibukan memimpin pemerintahan dalam memerangi wabah coronavirus disease-19 atau Covid-19 menerima berita duka wafatnya ibunda tercinta, Sudjiatmi Notomihardjo pada Rabu, 24 Maret 2020 sekitar pukul 16.45 WIB. Almarhumah mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit TNI Tingkat III Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah dalam usia 77 tahun.
Almarhumah sebelum wafat sempat menjalani perawatan karena sakit kanker yang ia derita sejak 4 tahun terakhir. Presiden menjelaskan bahwa ibundanya pernah mendapat perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta. Mendiang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mundu, Selokaton, Banyurejo, Karanganyar. “Ibu sudah 4 tahun mengidap sakit kanker termasuk berobat ke RSPAD Gatot Subroto. Tetapi Allah SWT telah berkehendak lain,” kata Presiden kepada wartawan di rumah duka Jalan Pleret Raya 9A, Gondangrejo, Banyuanyar, Solo.
Sudjiatmi lahir di Desa Gumukrejo, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, 15 Februari 1943 dari pasangan pengusaha kayu Wiroredjo dan Sani. Pada 23 Agustus 1959 dalam usia 16 tahun, Sudjiatmi menerima pinangan pemuda Widjiatno Notomihardjo. Kedua menikah dalam usia muda, Sudjiatmi 16 tahun dan Widjiatno baru berusia 19 tahun. Widjiatno adalah kawan sepermainan Mulyono, kakak kandung Sudjiatmi.
Sudjiatmi adalah saksi sejarah atas seluruh hidup dan perjalanan karier bisnis serta politik Joko Widodo yang dilahirkannya di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Solo, 21 Juni 1961. Sudjiatmi tidak mengira anaknya bakal menjadi orang nomor satu negeri ini. Padahal, cita-cita untuk menjadi presiden tidak pernah terlontar di masa kecil maupun remajanya.
Sudjiatmi mengenal betul karakter dari anaknya, termasuk darah pengusaha kayu yang berasal dari kakek Joko Widodo, ayah Sudjiatmi. Menurutnya, meski pendiam, Joko Widodo adalah anak pemberani dan ia selalu menyemangati sang anak dalam kondisi apapun.
Sudjiatmi selalu berdoa agar anak sulungnya itu mampu menjalankan amanah rakyat dalam memimpin bangsa Indonesia. Tetapi kini, ibu pemberi semangat bagi Presiden itu telah lebih dulu dipanggil menghadap Sang Khalik. Selamat jalan, Eyang!