PAN : Terbentuknya Koalisi Besar Masih Wacana, Hal Ini Masih Dinamis

Foto : pan

JAKARTA, Waketum PAN Yandri Susanto merespons santai soal kemungkinan terbentuknya peluang koalisi besar. Yandri mengatakan pembentukan koalisi besar masih wacana.

“Jadi sekarang masih dinamis belum ada hal yang disimpulkan, termasuk apa ada yang bergabung atau membentuk koalisi besar itu kan masih wacana,” kata Yandri.

Read More

Saat ditanyakan soal sikap PAN terhadap koalisi besar itu, Yandri enggan menjawab tegas. Yang pasti, lanjut dia, belum ada satu pun koalisi yang mendeklarasikan pasangan capres-cawapres beserta presidential threshold-nya.

“Yang pasti sampai hari ini belum ada satu koalisi pun mendeklarasikan diri lengkap pasangannya dan lengkap presidential treshold-nya. Artinya semua kemungkinan itu bisa terjadi dan komunikasi antarpartai politik kan sangat dinamis hari ini,” kata Yandri.

“Yang penting kan UU-nya terpenuhi dan juga memenuhi syarat. Jadi bagi PAN juga terbuka untuk melakukan komunikasi dengan semua partai politik. Tentu yang kami jaga di KIB, Golkar, PAN, dan PPP,” imbuhnya.

Yandri mengatakan pihaknya terbuka untuk perubahan. Hal itu bisa terjadi, kata Yandri, apabila pembicaraan menemukan titik kesepakatan.

“Apakah nanti ada perubahan, terbuka untuk ada perubahan bilamana pembicaraan itu menemui titik temu, ada kesepakatan-kesepakatan yang bisa dijadikan komitmen untuk dibawa ke KPU pusat. Nah artinya menjelang masa pendaftaran capres-cawapres ini kalau menurut PAN semuanya bisa terjadi,” tutur Yandri.

Yandri mengatakan pihaknya tak bisa memerinci soal untung-rugi jika dibentuknya koalisi besar karena belum ada pembicaraan untuk menyepakati hal itu.

“Ya makanya nanti kan sebelum mencapai kesepakatan itu pasti ada duduk bersama kan, kenapa membentuk koalisi seperti ini, mendapatkan tugas apa, kemudian siapa mendapatkan porsi yang mana, itu kan mesti disepakati,” terang Yandri.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto sebelumnya mengikuti buka puasa bersama Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta Pusat pada Sabtu (25/3) lalu. Airlangga mengaku penting menjaga komunikasi meski berada di koalisi yang berbeda.

“Ya kalau koalisi sama-sama punya koalisi, tentu dengan koalisi yang sama komunikasi menjadi hal yang penting di dalam politik dan keterbukaan komunikasi ini yang kita juga jaga, agar seluruh proses politik itu berjalan dengan baik,” kata Airlangga.

Seperti diketahui Golkar, saat ini tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sedangkan NasDem merupakan bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang baru saja menandatangani piagam deklarasi kerjasama bersama PKS dan Demokrat.

Ditanya terkait kemungkinan adanya koalisi yang bergabung dan membentuk koalisi besar, Airlangga tak secara jelas menjawab. Dia hanya menuturkan bahwa koalisi besar biasanya menguntungkan Indonesia.

“Koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia, jadi kita tunggu tanggal mainnya,” imbuhnya.

Pada acara tersebut hadir pula Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK). Selain itu, dia mengakui memang memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

“Tentu banyak hal yang kita bicarakan, tadi juga hadir Pak Yusuf wakil presiden ke-10 dan ke-12 yang juga Ketua Umum Partai Golkar dan pada waktu itu dewannya adalah pak Surya Paloh, jadi kita mengingat masa-masa indah dan kita tentu kedepan berharap hubungan Partai Nasdem dan Partai Golkar selalu terjalin,” ujar Airlangga.

Related posts

Leave a Reply