Makna ‘Ojo’ dari Jokowi untuk Relawan

Presiden Jokowi bersama Relawan Tim 7 di E-Convention Ancol, Jakut. (Dok. Istimewa)

JAKARTA, Presiden Jokowi tak henti memberikan arahan kepada relawannya agar tidak terburu-buru atau gegabah terkait langkah-langkah menuju Pilpres 2024. Terkini, Jokowi memberikan arahan ‘ojo dumeh’ kepada relawannya setelah sebelumnya berpesan ‘ojo kesusu’. Mengapa Jokowi jadi lebih sering memberikan arahan ke relawannya saat ini?

Analisis pakar politik sekaligus Direktur Eksekutif lembaga survei Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyebutkan Jokowi ingin memberikan kesan bahwa relawannya belum menentukan sikap politik terkait 2024. Tapi, Adi melihat ragam pesan ‘ojo’ dari Jokowi ini justru terlihat paradoks atau bertentangan dengan sikap relawannya.

Read More

“Iya kebanyakan ojo tapi relawannya sering ngadain acara. Itu kan satu statement yang cukup paradoks. Satu sisi minta para relawannya ini ‘ojo-ojo’, ojo kesusu, ojo dumeh, tapi relawannya sering ngadain kegiatan politik,” kata Adi kepada wartawan, Minggu (12/6/2022).

“Bahkan, banyak para relawan Jokowi ini secara terbuka dan terang-terangan memang sudah mendukung kandidat tertentu, rata-rata ke Ganjar Pranowo,” imbuhnya. Menurut Adi, ragam pesan ‘ojo’ dari Jokowi malah memperlihatkan relawan Jokowi sudah tak kondusif. Jika para relawan patuh dengan Jokowi, sebut Adi, semestinya mereka tak mengadakan aktivitas politik.

“Kalau memang relawan Jokowi ini tertib, mau dengarkan Presiden, ya mestinya nggak perlu relawan ini mengadakan aktivitas politik apa pun, mau rakernas kek, mau rapat, mestinya nggak perlu, karena itu dianggap sebagai gerakan politik,” katanya. Menurut Adi, ada dua hal yang dapat ‘dipetik’ dari sikap Jokowi yang menjadi lebih sering memberikan arahan kepada relawannya’. Salah satunya, sebut dia, karena hanya di depan relawannya Jokowi dapat berbicara hal apa pun.

“Publik ini kan pintar dan cerdas, relawan ini kan mesin politik, alat politik, yang selama ini terafiliasi dengan Presiden. Jadi, nggak perlu juga manis di depan. Orang tahu relawan-relawan ini alat politik untuk menciptakan momentum dan mendukung salah satu calon. Itu satu,” kata Adi.

“Kedua, Presiden hanya melalui relawannyalah bisa bicara apa pun, karena di depan partai sudah pasti tidak didengar. Kalau bicara partai, di PDIP tentu ada Megawati di atas segalanya. Partai-partai lain tentu jaga jarak, karena bukan kader partai,” imbuhnya. Lebih jauh Adi memaparkan ragam pesan ‘ojo’ dari Jokowi ini adalah pernyataan normatif. Dia menyarankan Jokowi agar membiarkan para relawannya bermanuver.

“Memang sudah nggak kondusif. Jadi ojo dumeh, ojo kesusu itu adalah statement normatif yang sebenarnya nggak ada artinya. Jadi biarin aja. Satu sisi dilarang, ojo kesusu, ojo dumeh, tapi relawannya kasih kode terus mendukung calon, ya biarin aja,” katanya. Adi menilai Jokowi tak perlu lagi memberikan ragam pesan ‘ojo’, hanya untuk memberikan kesan seolah-olah para relawannya belum menentukan sikap politik terkait capres 2024. “Artinya, tidak perlu mengeluarkan statement-statement yang manis seakan-akan relawan ini belum menetapkan sikap politik, tapi pada saat yang bersamaan relawan-relawan ini sudah berpihak,” terang Adi.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi memberikan arahan ‘ojo kesusu’ kepada relawannya dalam rakernas Projo di Magelang, Jawa Tengah, akhir Mei lalu. Kemarin, Jokowi kembali memberikan arahan kepada relawannya yang tergabung dalam Relawan Tim 7 Presiden Jokowi. Saat silaturahmi Relawan Tim 7, di E-Convention Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, kemarin, Jokowi meminta relawannya agar tak tergesa-gesa menentukan siapa yang didukung. Mantan Gubernur DKI itu memberikan arahan ‘ojo dumeh’.

“Terakhir, kita ini jangan berlebihan dalam berperilaku. Kita semuanya harus introspeksi. Saya sendiri juga merasa banyak kekurangan perlu introspeksi. Kita semua juga perlu melihat kekurangan diri kita itu apa. Jangan mentang-mentang, ‘Aduh, karena saya relawan Jokowi, sekarang yang kita dukung jadi presiden menjadi mentang-mentang’. Ojo dumeh. Kalau orang Jawa bilang ojo dumeh. Jangan berlebihan dalam berperilaku. Jangan mentang-mentang dalam berperilaku,” sebut Jokow

 

 

Related posts

Leave a Reply