Kementan: Perang Rusia -Ukraina Pengaruhi Pasokan Gandum Global

JAKARTA, Kementerian Pertanian (Kementan) meminta masyarakat dan pelaku industri pangan untuk waspada terhadap potensi krisis pangan global. Meskipun kondisi indonesia aman dan stabil, banyak negara di dunia yang menghadapi ancaman krisis pangan.

Pernyataan ini merespons polemik harga mi instan bisa naik imbas lonjakan harga gandum. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, perang Ukraina – Rusia, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19 menyebabkan adanya tren di kalangan negara-negara sentra produksi pangan mulai melakukan restriksi ekspor ke negara-negara lain.

Read More

“Perang Rusia – Ukraina juga sangat mempengaruhi pasokan gandum untuk kebutuhan global. Menurut laporan FAO, sekitar 50 negara menggantungkan sekitar 30% impor gandumnya dari Rusia dan Ukraina,” Kuntoro lewat pernyataan tertulisnya, Kamis (!1/8/2022).

Kondisi ini turut mendapat perhatian besar dari pemerintah. Meski gandum bukan komoditas pangan utama, tapi kebutuhan gandum di Indonesia sangat tinggi dan masih mengandalkan impor.

Sebagai informasi, kebutuhan gandum terbesar adalah untuk industri produk pangan olahan, seperti mie instan, kue, dan roti. Data BPS tahun 2019 menunjukkan bahwa konsumsi gandum per kapita penduduk Indonesia adalah 30,5 kg/tahun.

Sepanjang Juni 2022, International Food Policy Research Institute (IFPRI) menyebut ada berbagai kebijakan restriksi ekspor di beberapa negara, baik berupa larangan, izin, dan atau pajak ekspor.

Salah satu komoditas dibatasi adalah gandum. Sejumlah negara penghasil gandum, seperti Rusia, India, Serbia, Mesir, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Kosovo, mengeluarkan kebijakan pembatasan. Langkah ini diambil untuk tetap menjaga stabilitas pangan di negara mereka masing-masing.

Related posts

Leave a Reply