JAKARTA, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dikenal cerdas, tegas, dan berani dalam melawan bangsa luar yang menindas Indonesia. Sikap tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan tumbuh sejak masa muda yang dilewati Soekarno.
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa sekolah dasar hingga tamat, Soekarno indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto) yang merupakan tokoh politik pendiri Syarikat Islam.
Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hogere Burger School) dan lulus pada tahun 1920. Setelah itu, Soekarno pindah ke ibukota Jawa Barat dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool) atau sekolah Teknik Tinggi yang sekarang disebut sebagai Institut Teknologi Bandung.
Di balik perjalanan Soekarno tersebut, ada beberapa kebiasaan yang sudah dilakukan dirinya sejak masih muda. Di antaranya gemar membaca buku hingga aktif berorganisasi.
Kebiasaan Soekarno Muda yang Patut Ditiru Mahasiswa:
Gemar Membaca Buku
Salah satu kunci kecerdasan Soekarno adalah sejak masih muda sudah memiliki kegemaran membaca buku. Kesadaran ini diperoleh dari Ayahnya yang berprofesi sebagai guru dan senang membaca buku. Di sekolah HBS Surabaya, Soekarno juga rajin membaca buku perpustakaan sekolah, karena mempunyai kedekatannya dengan guru-guru HBS.
Soekarno juga semakin leluasa membaca banyak buku biografi tokoh negara dan dunia ketika berada di rumah Tjokroaminoto. Berbagai gagasan brilian yang dicetuskan oleh Soekarno juga tidak lain merupakan hasil pengetahuannya dari berbagai studi literatur.
Aktif Menulis di Media Massa
Semasa hidup di tempat Tjokroaminoto, Soekarno muda tak hanya mulai mengenal politik, melainkan juga terbiasa menulis. Pada 21 Januari 1921, artikel pertamanya terbit di halaman koran Oetoesan Hindia milik Sarekat Islam, setelahnya ia pun rutin menulis menggantikan Tjokroaminoto.
Aktif Berorganisasi
Nama Soekarno mulai dikenal ketika menjadi anggota Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Pada tahun 1926, ia mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung. Organisasi ini merupakan cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI) yang kemudian didirikan pada tahun 1927.
Setelah kembali dari pengasingan pada awal masa penjajahan Jepang, Soekarno langsung aktif dalam usaha perjuangan dan persiapan kemerdekaan Indonesia. Soekarno aktif dalam organisasi-organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat, BPUPKI dan PPKI. Selain itu ia juga merumuskan Pancasila, UUD 1945 serta naskah proklamasi Kemerdekaan.
Berguru kepada Tokoh Hebat
Tidak hanya numpang tinggal di kos milik H.O.S Tjokroaminoto. Soekarno juga berguru dengan Ketua Sarekat Islam tersebut sejak muda. Berguru ke Tjokroaminoto ini juga menjadi gerbang perkenalan dirinya dengan dunia politik. Setelah itu, Soekarno muda pun kenal dengan sejumlah tokoh senior pergerakan.
Setelah menjadi Presiden Pertama RI, diketahui Soekarno berguru kepada Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono, kakak RA Kartini yang dikenal jenius dan menguasai 36 bahasa asing. Selain menimba ilmu religi, Soekarno juga banyak belajar tentang politik Eropa dari Sosrokartono. Hal itu mengingat tingginya jam terbang Sosrokartono sebagai mantan wartawan Perang Dunia I.