Konten-kontroversial banyak yang viral akhir-akhir ini. Mulai dari konten wanita berhijab yang memamerkan payudara hingga seorang mahasiswi keperawatan curhat pasang kateter pada pasien pria. Satu hal yang menjadi perhatian adalah mengapa konten yang viral lebih banyak yang negatif? Apakah orang-orang cenderung senang menonton konten negatif?
Menurut Arrundina Puspita Dewi, M. Psi seorang psikolog klinis dari Ohana Space, konten yang viral adalah konten yang menarik untuk dibicarakan, baik bersama teman ataupun keluarga.
“Ada beberapa orang yang memiliki kecenderungan untuk viral, agar dibicarakan oleh orang lain sehingga mendapatkan validasi. Biasanya yang jadi bahan perbincangan orang dan cepet viralnya ya konten negatif, makanya orang-orang bikin kontroversi yang negatif supaya viral,” ucap Dina, berbicara dalam program e-life detikcom, Jumat (10/6/2022).
Sebenarnya, tidak jarang konten positif juga mendapatkan banyak atensi dari netizen. Hal itu menjadi bukti bahwa tidak menjadi sebuah keharusan bahwa konten viral selalu konten negatif. “Nggak juga, intinya konten yang menarik untuk dibicarakan, kontennya tidak selamanya negatif, cuma bikin konten yang positif terus viral itu lumayan susah,” tambah Dina.
“Sebenernya bisa aja konten yang positif jadi viral, misalnya kita punya skill menggambar terus dibuat konten, karena kontennya menarik jadinya viral. Akhirnya, banyak orang yang ngeshare ke temen-temennya kalo misalnya mau belajar gambar ke akun kita aja, kita jadi terkenal,” pungkasnya.