JAKARTA, Hasil temuan survei IndEX Research menyebutkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Puan Maharani muncul sebagai kandidat dengan elektabilitas tertinggi dalam sejumlah simulasi.
“Pasangan Prabowo-Puan paling diunggulkan sebagai capres-cawapres di antara berbagai simulasi,” kata peneliti IndEX Research Hendri Kurniawan dalam siaran pers-nya, di Jakarta, Selasa.
Prabowo-Puan merepresentasikan koalisi dua partai terbesar di pemerintahan, yaitu PDIP dan Gerindra. Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan elektabilitas Prabowo-Puan paling tinggi, mencapai 51,4 persen.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pasangan capres-cawapres lain dalam beberapa simulasi. IndEX Research menyusun lima model simulasi dengan memasangkan empat capres terkuat dengan lima tokoh yang berpeluang diusung sebagai cawapres.
Keempat capres terkuat adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan. Sedangkan lima tokoh yang dipasangkan adalah Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Uno, Erick Thohir, dan Airlangga Hartarto. Kelima tokoh selalu muncul dalam berbagai survei dengan elektabilitas di bawah empat besar dan punya keunggulan masing-masing.
Dalam simulasi pertama, keempat capres dipasangkan dengan Puan. Hasilnya, Prabowo-Puan unggul telak (51,4 persen), disusul oleh Anies-Puan (30,6 persen), RK-Puan (9,2 persen), dan Ganjar-Puan (4,3 persen), serta sisanya tidak tahu/tidak jawab (4,5 persen).
“Sebagaimana dalam pemberitaan, ada usulan dari internal PDIP untuk mengusung Anies-Puan, tetapi elektabilitasnya jauh di bawah Prabowo-Puan,” ucap Hendri. Sementara itu pasangan Ganjar-Puan yang sama-sama tokoh PDIP paling tidak diunggulkan, lanjut Hendri.
Dalam simulasi kedua, keempat capres dipasangkan dengan AHY. Hasilnya, pasangan Anies-AHY unggul (35,3 persen), terpaut tidak jauh dari RK-AHY (31,2 persen), diikuti oleh Prabowo-AHY (17,8 persen) dan Ganjar-AHY (10,1 persen), serta sisanya tidak tahu/tidak jawab (5,6 persen).
“Dukungan terhadap AHY sebagai cawapres terdistribusi lebih merata dibandingkan Puan, dengan Anies-AHY sebagai pasangan paling unggul,” tutur Hendri. AHY lebih cocok diusung sebagai cawapres dan bisa diterima sebagai pasangan untuk banyak tokoh, ujarnya.
Dalam simulasi ketiga, keempat capres dipasangkan dengan Sandiaga Uno. Hasilnya, Prabowo-Sandi unggul (28,8 persen), disusul Anies-Sandi (25,3 persen), RK-Sandi (18,5 persen), dan Ganjar-Sandi (12,8 persen), serta sisanya tidak tahu/tidak jawab (14,6 persen).
“Meskipun diunggulkan, elektabilitas pasangan klasik Prabowo-Sandi jauh di bawah Prabowo-Puan dan Anies-AHY dalam simulasi pertama dan kedua,” kata Hendri. Selain itu tingginya angka tidak tahu/tidak jawab menunjukkan publik masih menunggu adanya alternatif pasangan lain.
Dalam simulasi keempat, para capres dipasangkan dengan Erick Thohir. Hasilnya, pasangan Ganjar-Erick unggul cukup tinggi (37,8 persen), disusul RK-Erick (30,3 persen), Prabowo-Erick (17,6 persen), dan Anies-Erick (10,6 persen), serta sisanya tidak tahu/tidak jawab (3,7 persen). “Cukup mengejutkan, di mana dukungan terhadap Ganjar-Erick lebih tinggi dibandingkan Anies-AHY,” ujar Hendri.