Samsung Electronics Indonesia meluncurkan Galaxy A50s pada September 2019, hanya berselang empat bulan dari peluncuran Galaxy A51 terbaru, yang dirilis pada Selasa (14/1).
Hal tersebut menurut Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, Irfan Rinaldi, semata-mata dilakukan Samsung agar dapat memberikan produk yang inovatif kepada konsumen.
“Di 2020 kami melihat inovasi lebih cepat evolusinya. Apalagi di penghujung 2019 keluar teknologi baru dalam display dan kamera, misalnya. Kita harus mempersiapkan inovasi cepat kepada konsumen,” ujar Irfan usai peluncuran Galaxy A51 dan Galaxy A71 di Jakarta, Selasa (14/1).
Irfan mengaku tidak sedikit pengguna yang harus patah hati karena belum lama membeli perangkat keluaran terbaru namun upgrade dari perangkat tersebut telah diluncurkan.
“Kita harus menghadirkan teknologi yang cepat kepada anak muda sesuai dengan kebutuhan. Misalnya menghadirkan kamera yang bagus, seperti super steady, resolusi tinggi untuk low light dan day light untuk kebutuhan membuat konten,” kata dia.
Sementara itu, Irfan melihat pasar Indonesia masih stabil untuk permintaan terhadap smartphone. “Energinya masih heboh,” ujar dia.
Namun, Irfan menolak komentar bahwa Samsung memaksa pengguna untuk selalu berganti perangkat ketika ada pembaruan.
Dia mengatakan perangkat yang dirilis belakangan telah memiliki kualitas yang baik, sehingga upgrade tersebut ditujukan bagi mereka yang telah menggunakan ponsel selama 1,5 tahun ke belakang.
“Mungkin ada orang-orang yang beli ponsel tahun 2018 ke belakang, mereka bisa update untuk mendapatkan teknologi terbaru. Market bukan dipaksa beli, tapi upgrade dilakukan karena kebutuhan mereka,” kata Irfan.
“Siklus penggunaannya yang membuat stabil, dan masih stabil di 2020,” lanjut dia.
Samsung meluncurkan Galaxy A50 dan untuk pasar Indonesia, pada 22 Maret 2019, yang membidik segmen generasi milenial atau generasi Z, dengan menghadirkan baterai 4.000mAh dan memiliki tiga kamera.
Galaxy A50s hadir dengan spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan pendahulunya, Galaxy A5. Samsung menyematkan kamera beresolusi lebih besar untuk, namun mempertahankan konfigurasi tiga kamera belakang dengan kamera utama 48MP, sementara kamera depan 32MP.
Spesifikasi yang paling menonjol di Galaxy A50s, Samsung melengkapi ponsel ini dengan NFC untuk mendukung pembayaran digital.
(Video hands-on Samsung Galaxy A51 dan Galaxy A71. ANTARA/Arindra Meodia).
Galaxy A50s vs Galaxy A51
Irfan mengatakan perbedaan yang signifikan antara Galaxy A50s dan Galaxy A51 ada pada kamera.
“A51 memiliki quad-camera dengan makro lens. AI camera-nya juga signifikan sekali untuk membantu foto yang optimal. Dan, itu akan terlihat saat mengambil foto back light, HDR-nya processing-nya lebih,” ujar dia.
Kemudian, dari segi display, Galaxy A51 juga mengalami peningkatan, dari yang sebelumnya menggunakan layar Infinity-U pada Galaxy A50s, kini menggunakan layar Infinity-O.
“Dari sisi estetik, lebih bagus Infinity-O, karena edge to edge, berasa lebih mewah walaupun smartphone mid-end. Dari desain juga mengikuti anak muda sekarang dengan warna pastel yang sesuai dengan prediksi akan hits pada 2020,” ujar Irfan.
Dapur pacu Galaxy A50s didukung chip Exynos 9611 dan baterai 4.000mAh, sementara Galaxy A51 masih menggunakan Exynos 9611 dan baterai 4.000mAh karena dinilai masih relevan dengan kebutuhan generasi Z dan milenial.
Samsung telah menghadirkan pre-order Galaxy A51 dengan harga Rp4,099 juta. Perangkat dengan RAM 6GB tersebut akan tersedia di retail baik offline maupun online pada 24 Januari dengan harga Rp4,399 juta.
Sebagai perbandingan, Galaxy A50s dengan varian RAM 4GB/ROM 64GB dibandrol Rp4,099 juta, sementara varian RAM 6GB/ROM 128GB ditawarkan dengan harga Rp4,899 juta.