Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan berbagai Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait akan menggelar kegiatan Ekspedisi Destana Tsunami, yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 11 Juli hingga 16 Agustus 2019 mendatang. Hal itu terungkap dalam rapat bersama pihak BNPB dengan berbagai K/L yang dikikuti oleh Presiden Kappija-21 (Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang Abad 21), Mulyono Lodji, Jumat, 5 Juli 2019.
“BNPB bersama berbagai instansi terkait akan melaksanakan kegiatan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana – red) Tsunami dalam waktu dekat ini,” kata Mulyono Lodji kepada media ini usai mengikuti rapat persiapan pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Berdasarkan lembaran Term of Reference (TOR) yang diterima redaksi, diketahui bahwa tujuan dari kegiatan ekspedisi tersebut antara lain untuk menginformasikan potensi ancama gempabumi dan tsunami kepada aparat dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami di wilayah bagian selatan Pulau Jawa. Juga, kegiatan yang akan berlangsung lebih sebulan penuh itu ditujukan sebagai langkah identifikasi awal tentang ketangguhan desa rawan tsunami, sambil melakukan sosialisasi kesiapsiagaan pada masyarakat, termasuk penanaman vegetasi pelindung pantai.
BNPB menargetkan tidak kurang dari 584 desa dan kelurahan, termasuk 300 sekolah, yang akan dijadikan sasaran program kegiatan ekspedisi pada tahun 2019 ini. Seluruh desa/kelurahan/sekolah sasaran berada di sepanjang pantai selatan Jawa, terbentang dari Banyuwangi di Jawa Timur hingga Anyer di Banten. “Kita akan menyasar desa-desa di lima daerah provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogyakarta, Jawa Barat, dan Banten,” ujar Rini, salah satu koordinator yang membantu BNPB pada kegiatan ini. Ia menambahkan bahwa daerah sasaran dibagi ke dalam 4 segmen, dimana Jawa Tengah dan Jogyakarta dijadikan satu segmen.
Kegiatan Ekspedisi Destana Tsunami melibatkan peserta dari Pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat, lembaga usaha, akademisi, dan media massa. Setiap segmen wilayah target akan melibatkan sekitar 200 orang, yang terdiri atas 80 orang dari unsur pusat, 75 orang dari unsur provinsi, dan 45 orang dari unsur kabupaten/kota.
Secara rinci, dijelaskan pula dalam TOR kegiatan, terkait unsur-unsur peserta sebagai berikut:
- Unsur Pemerintah terdiri dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal (Kemendes), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Badan Standarisasi Nasional (BSN).
- Unsur Pemda terdiri atas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial.
- Unsur masyarakat antara lain terdiri dari Non-Government Organization (NGO), relawan, Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Pramuka, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI).
- Unsur lembaga usaha melibatkan para usahawan yang tergabung dalam Forum Lembaga Usaha.
- Unsur akademisi adalah dari kalangan: pakar, perguruan tinggi local, dan lain-lain.
- Unsur media massa mencakup media televisi, koran/majalah, media online, media streaming, dan media sosial.
Aktivitas utama dalam kegiatan Ekspedisi Destana Tsunami antara lain peningkatan dan penguatan aparatur desa dan kecamatan, termasuk babinsa dan babinkatibmas terkait Desa Tangguh Bencana. Kegiatan juga berbentuk Relawan Goes to School yang akan menurunkan para relawan, akademisi, lembaga usaha, dan media massa, melakukan sosialisasi kesiapsiagaan ancaman tsunami. Selain itu, akan diadakan juga acara Panggung Ekspedisi yang diisi dengan pertunjukan tentang kesiapsiagaan masyarakat, pemutaran film kebencanaan, dan penjelasan pakar tentang bencana serta antisipasinya.
Selama kegiatan ekspedisi, juga akan dilakukan penilaian ketangguhan desa terhadap bencana melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Hal itu bertujuan untuk mengetahui pada tahapan awal tentang tingkat ketangguhan desa menghadapi bencana, yang selanjutnya akan diperbandingkan dengan tingkat ketangguhan desa pasca pelaksanaan program ini.
Peserta ekspedisi juga akan melakukan penanaman vegetasi pelindung pantai di semua tempat yang dipandang perlu penanaman pohon pelindung dari terjangan ombak besar. Juga, akan dipasang papan-papan informasi untuk mengingatkan para warga desa maupun pengunjung agar senantiasa waspada terhadap bencana tsunami selama berada di daerah/desa tersebut.
Secara rinci, jadwal pelaksanaan Ekspedisi Destana Tsunami dan wilayah sasaran sebagai berikut:
- Selama 14 hari, dari tanggal 11 s/d 24 Juli di 8 kabupaten di Jawa Timur, dengan sasaran 10 point (pusat kegiatan – red) yang meliputi 15 desa untuk masing-masing point.
- Selanjutnya, selama 9 hari dari tanggal 24 Juli s/d 02 Agustus di 7 kabupaten di Jawa Tengah dan Jogyakarta, dengan wilayah sasaran 6 point.
- Kemudian, selama 11 hari dari tanggal 02 hingga 12 Agustus menyasar 7 point di 5 kabupaten di Jawa Barat.
- Segmen terakhir selama 5 hari dimulai dari tanggal 12 sampai dengan 16 Agustus 2019 di 4 kabupaten di Provinsi Banten dengan wilayah sasaran 5 point.
Pada setiap hari terakhir, akan dilakukan penyerahan pataka ekspedisi dari peserta di wilayah sasaran awal kepada peserta di wilayah ekspedisi berikutnya. Juga, para peserta ekspedisi akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang baru saja dilaksanakan serta acara penyalaan api unggun di malam harinya. (APL/Red)