SOLO, Wakil Ketua Dewan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie Louisa menemui Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo. Grace Natalie usai bertemu dengan Gibran di Solo, Jumat mengatakan tidak serius membicarakan politik.
“Ngobrol santai saja, mulai dari tentang Kota Solo, Kota Jakarta, Indonesia. Sambil makan risol, roti,” katanya.
Ia mengatakan pada prinsipnya PSI mendukung anak-anak muda yang memiliki rekam jejak bagus, termasuk yang dimiliki oleh Gibran Rakabuming.
“Usia masih muda tapi berhasil membuktikan kepemimpinan di Solo baik sekali. Kami dengan senang hati support. Buat PSI kalau makin banyak anak muda di panggung politik punya efek multiplier,” katanya.
Menurut dia, efek tersebut yakni, bisa menginspirasi banyak anak muda lain yang tidak tertarik melayani di sektor publik menjadi terpikir dan terinspirasi untuk mewarnai jabatan publik di Indonesia.
“Dan kita butuh regenerasi itu,” katanya. Pada kesempatan tersebut ia juga mengapresiasi Solo yang berhasil menempati posisi ke-4 kota paling toleran di Indonesia.
Menurut dia, capaian tersebut sangat mendasar mengingat tren intoleransi di dalam negeri masih naik. “Ini jadi problem mendasar banget, kalau kita berkutat diintoleransi maka bangsa kita nggak jadi cerdas-cerdas. Apa-apa dikaitkan dengan agama, berkutat di situ aja.
Boro-boro mau ngomongin pembangunan yang keren, kalau ada kontestasi mainnya nggak program tapi politik identitas aja. Itu membodohi publik,” katanya.
Dengan Solo menjadi kota toleran dan UMKM yang mendunia, maka kepemimpinan Gibran patut diperhitungkan.
“Meski umur masih muda, dibilang masih ingusan tapi nggak kaleng-kaleng Lebih bagus daripada yang umurnya udah banyak,” katanya.
Terkait hal itu, Gibran enggan menjawab banyak. Ia mengaku masih akan di Solo untuk menyelesaikan sejumlah program kerja. “Biasa aja. Saya di sini aja, saya santai,” katanya.