JAKARTA, Pemerintah kembali membidik uji coba sistem pembayaran jalan tol nir sentuh atau Multi-Lane Free Flow (MLFF) yang digarap oleh perusahaan asal Hungaria, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). Setelah sebelumnya diuji di Tol Bali Mandara pada akhir 2023, tahap lanjutan pengujian direncanakan akan dilakukan di kawasan Jabodetabek dan Trans Jawa.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Wilan Oktavian saat menghadiri Technology Business Forum di Jakarta, Senin (20/10/2025).
“Program ini memang besar, jadi perlu disiapkan secara matang dan prudent. Rencananya uji coba lanjutan akan kita arahkan ke wilayah yang lebih kompleks seperti Jabodetabek,” ujar Wilan.
Menurut Wilan, sejauh ini 1.900 kali uji coba MLFF telah dilakukan di Tol Bali Mandara. Namun, uji coba lanjutan yang sempat direncanakan sebelumnya belum terlaksana.
“Memang pada saat uji coba 2023 disepakati ada uji coba tambahan. Ini yang belum sempat dilaksanakan. Ke depan akan kita evaluasi kembali,” katanya.
Penerapan MLFF akan dilakukan secara bertahap, mengikuti skema transisi yang telah disiapkan. Tahap awal tetap menggunakan barrier sebagai kontrol meski tanpa tap-in. Nantinya, setelah sistem dianggap stabil dan andal, barrier akan dihapus sepenuhnya, mewujudkan jalan tol bebas hambatan total.
“Skemanya memang transisi. Sekarang masih pakai tap dan barrier, nanti bergeser ke tanpa tap tapi masih pakai barrier, lalu jika semuanya oke, baru tanpa keduanya,” jelas Wilan.
MLFF merupakan bagian dari proyek investasi asing langsung (FDI) asal Hungaria, dengan total nilai mencapai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun. Saat ini, setidaknya US$ 150 juta telah terserap untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan sistem teknologi.
Proyek ini diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan kronis di gerbang tol, yang menurut catatan Bank Dunia 2019, telah menyebabkan kerugian ekonomi hingga US$ 4 miliar per tahun. Bahkan, kemacetan di gerbang tol disebut telah merugikan Indonesia sekitar US$ 300 juta per tahun.