TNI AL menempatkan satu unit helikopter Helly BO 105 sebagai bantuan kendali operasi (BKO) guna mendukung operasi keamanan laut di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Komandan Guskamla I Laksma TNI Yayan Sofiyan, dalam siaran pers, Selasa, menyatakan penempatan helikopter dalam operasi keamanan laut (kamla) di Selat Malaka dan Selat Singapura akan sangat membantu efektivitas dan efisiensi operasi.
Apalagi operasi di Selat Malaka dan Selat Singapura dihadapkan pada konstelasi geografis berupa kepulauan, kedangkalan, dan hutan bakau yang sering dimanfaatkan oleh para pelaku ilegal bermanuver yang sulit dijangkau oleh KRI.
“Dengan pengamatan udara oleh Helly BO 105, akan sangat memudahkan melakukan pengejaran jika para pelaku illegal melarikan diri ke lokasi yang sulit ditembus oleh KRI maupun sarana patroli laut lainnya,” kata Danguskamla I.
Guskamla I menggelar rapat koordinasi untuk menyusun standard operating procedure (SOP) pengoperasian Helly BO 105 yang BKO di Guskamla I.
SOP, kata dia, disusun untuk mengatur tugas Helly BO 105 sebagai target reporting unit/surveillance system bekerja sama dengan KRI, serta mengarahkan target menuju area yang diharapkan terdapat KRI sebagai unsur penindak kamla.
Komposisi personel yang on board serta tugas masing-masing personel juga dibahas agar mekanisme kerja internal helly selama operasional maupun kerja sama taktis dengan KRI dan pengendali di Ruang Kendali Operasi Guskamla I berjalan dengan baik. (ant)