JAKARTA, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya mengisi kanal media sosial dengan konten yang bermuatan positif. Hal ini ia sampaikan saat menanggapi pernyataan Deddy Corbuzier terkait kritik siswa terhadap menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Memang kan media sosial harus diisi dengan konten-konten anu lah, sharing hal-hal positif lah,” kata Pratikno di Jakarta, Senin (20/1).
Pratikno menjelaskan bahwa program MBG telah berjalan dengan baik, namun ia menekankan pentingnya evaluasi dari berbagai sisi untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas program tersebut.
“Kami juga mengawasi jalannya program ini di lapangan. Evaluasi perlu terus dilakukan oleh kementerian terkait agar program ini semakin baik,” ujarnya.
Program MBG merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan gizi siswa melalui pemberian makanan gratis di sekolah. Namun, kritik yang disampaikan oleh seorang siswa mengenai rasa menu makanan menuai perhatian luas, termasuk dari Deddy Corbuzier.
Deddy Corbuzier Singgung Kritik Siswa
Deddy Corbuzier, melalui akun Instagramnya @mastercorbuzier, menyoroti pernyataan seorang siswa yang menyebut menu MBG “kurang enak”. Kritik ini ia tanggapi dengan pernyataan yang menuai beragam reaksi dari warganet.
“Masalah makan siang bergizi gratis buat anak-anak, ada satu video yang gua lihat, ada anak ngomong, ‘ayamnya kurang enak’. Kurang enak, kepala elu pea, kurang enak ayamnya,” ujar Deddy.
Ia membandingkan perilaku siswa tersebut dengan putranya, Azka, yang menurutnya tidak pernah mengeluhkan makanan saat berada di lokasi syuting.
“Kalau dia ngomong sama gue, ‘Pa enggak enak, aku mau yang lain’, gue tabok. Makan, kamu. Ini makanan sehat. Semua orang makan seperti ini,” tambahnya.
Pro dan Kontra di Media Sosial
Pernyataan Deddy memicu pro dan kontra di media sosial. Sebagian warganet menilai kritik siswa adalah hal wajar yang dapat menjadi masukan untuk perbaikan program. Namun, ada juga yang menganggap pernyataan Deddy kurang pantas karena menyasar anak-anak.
Sejumlah pihak, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), juga memberikan respons terhadap polemik ini. KPAI mengingatkan pentingnya memberikan ruang bagi anak untuk menyampaikan pendapat tanpa rasa takut atau intimidasi.
Pratikno menegaskan bahwa kritik merupakan bagian dari proses perbaikan program. Ia berharap masyarakat, termasuk tokoh publik, dapat memberikan masukan yang konstruktif melalui media sosial.
“Dukungan dari masyarakat sangat penting. Kritik itu wajar, tapi alangkah baiknya jika disampaikan dengan cara yang positif,” kata Pratikno.