JAKARTA, PKS naik elektabilitasnya dari 5,3 persen menjadi 5,6 persen, sedangkan parpol di luar pemerintahan lainnya adalah Demokrat yang stagnan (3,4 persen-3,3 persen) dan PAN turun (1,4 persen-1,2 persen). “Pada sejumlah isu yang menjadi tarik-menarik antara koalisi berkuasa dan di luar pemerintahan, seperti penanganan COVID-19 dan pengesahan RUU Omnibus Law dominasi lebih tampak antara Golkar dan Demokrat. Akan tetapi, tidak berdampak pada elektabilitas,” kata Dika menjelaskan. Menurut Dika, justru PSI dan PKS yang menikmati kenaikan elektabilitas. Sebagai catatan, PSI tidak memiliki wakil di Senayan, tetapi terwakili dalam sejumlah posisi di pemerintahan.
Sementara itu, PKS tidak sevokal Demokrat dalam melancarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Pada papan bawah, semua parpol mengalami penurunan elektabilitas, yakni Perindo (0,8 persen-0,6 persen), Hanura (0,6 persen-0,5 persen), dan Berkarya (0,4 persen-0,2 persen). Sisanya PBB, PKPI, dan Garuda 0 persen, dan tidak tahu/tidak menjawab 18,3 persen. Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada tanggal 11—20 September 2020 melalui telepon kepada 1.200 responden yang diambil secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei Voxpopuli Research Center menunjukkan elektabilitas PDIP masih unggul meskipun sedikit turun dari survei sebelumnya pada bulan Juni 2020, dari 33,5 persen menjadi 31,3 persen.
“Di antara parpol-parpol koalisi yang berkuasa hanya PSI yang naik elektabilitasnya, sedangkan luar pemerintahan, PKS yang mengalami kenaikan,” kata Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center Dika Moehamad dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin. PSI mengalami penaikan elektabilitas dari 4,5 persen menjadi 4,7 persen.
Koalisi lainnya adalah Gerindra yang stagnan (14,1 persen-13,9 persen), Golkar turun (9,8 persen-8,7 persen), PKB turun (6,4 persen-5,9 persen), NasDem (4,3 persen-3,8 persen), dan PPP (2,7 persen-2,0 persen).
PKS naik elektabilitasnya dari 5,3 persen menjadi 5,6 persen, sedangkan parpol di luar pemerintahan lainnya adalah Demokrat yang stagnan (3,4 persen-3,3 persen) dan PAN turun (1,4 persen-1,2 persen).
“Pada sejumlah isu yang menjadi tarik-menarik antara koalisi berkuasa dan di luar pemerintahan, seperti penanganan COVID-19 dan pengesahan RUU Omnibus Law dominasi lebih tampak antara Golkar dan Demokrat. Akan tetapi, tidak berdampak pada elektabilitas,” kata Dika menjelaskan.
Menurut Dika, justru PSI dan PKS yang menikmati kenaikan elektabilitas. Sebagai catatan, PSI tidak memiliki wakil di Senayan, tetapi terwakili dalam sejumlah posisi di pemerintahan.
Sementara itu, PKS tidak sevokal Demokrat dalam melancarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Pada papan bawah, semua parpol mengalami penurunan elektabilitas, yakni Perindo (0,8 persen-0,6 persen), Hanura (0,6 persen-0,5 persen), dan Berkarya (0,4 persen-0,2 persen). Sisanya PBB, PKPI, dan Garuda 0 persen, dan tidak tahu/tidak menjawab 18,3 persen. Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada tanggal 11—20 September 2020 melalui telepon kepada 1.200 responden yang diambil secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.