Sjafrie Ungkap 80% Produksi Timah Nasional Diselundupkan ke Luar Negeri Sejak 1998

JAKARTA, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan bahwa selama hampir tiga dekade, Indonesia hanya menikmati sekitar 20% dari total produksi timah nasional. Sementara itu, sebanyak 80% produksi timah hilang ke luar negeri melalui jalur ilegal tanpa kontribusi pajak maupun kewajiban lainnya bagi negara.

Dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Kamis (11/12/2025), Sjafrie mengatakan bahwa kondisi tersebut merupakan ironi besar bagi bangsa mengingat Indonesia pernah berhasil menekan praktik penyelundupan timah pada 1977. Keberhasilan itu, menurutnya, bertahan selama kurang lebih 21 tahun sebelum kembali memburuk sejak 1998.

Read More

“Sejak 1998 hingga September 2025, hanya sekitar 20% produksi timah nasional yang tercatat dan dikelola oleh BUMN PT Timah. Sisanya, 80% dibawa ke luar tanpa membayar pajak, tanpa membayar apapun kewajiban,” ujarnya.

Sjafrie menilai penyelundupan besar-besaran tersebut dapat menggerus kekayaan negara dan berdampak serius terhadap masa depan ekonomi bangsa. Ia mempertanyakan apakah Indonesia akan terus membiarkan praktik ilegal itu hingga pada akhirnya mewariskan kondisi negara yang miskin kepada generasi muda.

“Ini ironi buat bangsa kita. Apakah kita mau membiarkan ini untuk nanti adik-adik mahasiswa akan menjadi negara miskin karena kekayaan alamnya disedot terus ke luar negeri?” kata Sjafrie.

Dari perspektif geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi, ia menekankan pentingnya negara tampil kuat untuk menjaga kepentingan nasional. Ia menegaskan kekuatan negara bukan untuk menekan rakyat, melainkan untuk memastikan keberpihakan terhadap kepentingan bangsa.

“Oleh karena itu, adik-adik, teman-teman mahasiswa, coba merenung bahwa kelangsungan hidup negara ada di tangan kalian nantinya,” ujarnya.

Sjafrie menegaskan perlunya langkah tegas dan strategis untuk menghentikan kebocoran timah nasional demi menjaga kedaulatan sumber daya Indonesia.

Related posts

Leave a Reply