Semangat Sumpah Pemuda di Era Globalisasi

Penulis: Ahmad Sahroni M.Sos, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Nasional Jakarta

Semangat sumpah pemuda sudah setiap tahun di gelorakan, perjuangan pemuda yang membuat bangsa Indonesia keluar dari imperialisme, kolonialisme dan feodalisme barat. Tokoh-tokoh pejuang dari berbagai daerah menyatukan pikiran, tekad dan harapan agar bangsa ini bisa merdeka sesuai dengan apa diinginkan.

Read More

Semangat kemerdekaan yang diperjuangakan oleh para pemuda bangsa Indonesia, membuat perubahan besar dalam struktur pemikiran para pemuda. Sehingga, muncul beberapa organisasi pemuda seperti Trikoro DharMmo (1915) yang berubah menjadi Jong Java (1918), Jong Sumateranan (1917), Jong Ambon (1918), Jong Minahasa (1918), Jong Celebes (1919), Jong Bataks Bond (1925), dan Jong Betawi (1927).

Sehingga, pada 28 Oktober 1928 dalam kongres ke II pemuda-pemudi diseluruh Indonesia merumuskan satu tekad kuat yang disebut sebagai sumpah pemuda. Bunyi dari sumpah tersebut adalah “Kami Putera Dan Puteri Indonesia Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia. Kami Putera dan Puteri Indonesia Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia. dan Kami Putera dan Puteri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Sumpah pemuda ini dicetuskan oleh Moehammad Yamin dan beberapa tokoh lainnya seperti, Prof. Mr. Sunario S. J. Leimana, Soegondo Djojopoespito, Djoko Marsaid, Amir Syarifuddin Harahap, W.R Supratman, S Mangoensarkoro, Kartosoewirjo, Kasman Singodimedjo, Mohammad Roem, A.K Gani, Sie Kong Liong.

Sumpah pemuda tidak serta merta hadir hanya untuk selogan para pemuda saja. Ada tujuan lain yang di inginkan para pemuda untuk kemajuan bangsa dan rakyat Indonesia.

Tujuan dari sumpah pemuda ini yakni, Membangkitkan jiwa dan sikap nasionalisme para pemuda-pemudi untuk mengusir, melawan dan menentang penjajah. Membuat kokoh dan tebal rada persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Memperluas usaha-usaha dan kegiatan agar tercapainya kemerdekaan Indonesia. menghilangkan rasa kedaerahan yang selalu menjadi penghalang dalam menyatukan harapan dalam bersatu. Dan melaksanakan cita-cita untuk mengumpulkan seluruh pemudia Indonesia.

Sumpah Pemuda dan Era Globalisasi

Semangat yang digelorakan oleh tokoh pemuda kala itu harus di jadikan tekad bagi pemuda-pemudi saat ini, dengan perubahan dan kecanggihan teknologi pemuda-pemudi bangsa Indonesia harus bisa membuat semangat sumpah pemuda yang dahulu di ucapkan oleh founding fathers tetap menyala dalam diri masing-masing.

Kecanggihan teknologi yang disebut era 4.0 membuat berbagai hal menjadi mudah dan dapat diakses kapan saja, seperti budaya Korea Selatan yang disebut sebagai K-Pop dan K-Drama, membuat budaya tersebut cepat masuk dan merasuki kalangan pemudia-pemudi ditanah air.

Dengan peran pemerintah dalam strategi budayanya yang disebut Korean Wave membuat semakin melejitnya kultur budaya, fashion, makanan, film, dan drama tersebut menyebar diberbagai sektor pemuda-pemudi di Indonesia maupun di negara lainnya.

Sebagaimana yang telah terjadi pada beberapa waktu yang lalu, Korean Wave bisa dilihat dikala kerja sama antara restoran cepat saji dengan K-pop Korea Selatan (BTS). Kolaborasi tersebut sangatlah luar bisa, terlihat euforia masyarakat Indonesia khususnya kalangan pemuda-pemudi pada budaya Korea.

Hal ini membuat pergeseran budaya yang sangat luar biasa pada diri masing-masing pemuda-pemudi di Indonesia. Ini menjadikan warning bagi pemerintah khususnya Generasi Y dan Generasi Z dalam menyikapi berbagai persoalan perubahan kultur tersebut.

Menjadikan Sumpah Pemuda Sebagai Perjuangan

Pemuda Indonesia tidak hanya harus berbuat hal bisa, pemuda Indonesia harus berbuat yang luar biasa, dengan kecanggihan teknologi dan perubahan di kultur budaya, pemuda-pemudi Indonesia mesti membuat dan menjaga sumpah pemuda semakin bergelora di hati para pemuda.

Alternatif yang dibisa di pakai untuk mengsiasati agar perubahan budaya tidak semakin meluas dikalangan pemuda-pemudi, pemerintah dan kaum muda bisa merubah budaya lokal yang dikemas menjadi semakin modern, contoh tari seni Jaipongan didesain dengan lebih kekinian, atau seni tari yang lainnya.

Sampai saat ini Indonesia masih menjadi negara yang memiliki budaya paling banyak di dunia, pada tahun 2020 tercatat sebanyak 1,239 budaya takbenda ditetapkan sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, dengan jumlah tersebut meliputi seni pertunjukan, tradisi dan ekspresi lisan, adat istiadat, pengetahuan alam, kerajinan dan perayaan.

Terlebih Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi, pada tahun 2030 jumlah usia produktif yang dimaksud bisa mencapai 64% dari total jumlah penduduk sekitar 297 juta jiwa. Hal ini lah yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mempersiapkan pemuda-pemudi sebagai pengganti atau regenerasi kedepannya.

Ditambah lagi dengan berbagai organisasi yang ada seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Karang Taruna, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Organisasi Kemahasiswaan. Para pemuda bisa menjadi organisasi-organisasi ini sebagai alat untuk merubah dan melestarikan budaya asli bangsa.

Dan juga kaum muda tetap harus menggelorakan apa yang di harapakan oleh para konseptor sumpah pemuda sebelumnya yakni merdeka 100 persen, dengan semangat dan harapan baru para pemuda harus yakin untuk menjaga keutuhan sumpah pemuda.

Sang Proklamator Ir. Soekarno atau Bung Karno pernah berkata bahwa “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.

Kata-kata ini harus terlaksana oleh para pemuda-pemudi saat ini, Indonesia harus menjadi pelopor, produsen dan konseptor dalam berbagai sektor, misalnya budaya, ekonomi, pariwisata, industri dan berbagai lainnya. Dengan organisasi yang ada para pemuda-pemudi akan bisa dan mampu untuk mengguncangkan dunia.

Related posts

Leave a Reply