TOKYO, Pengujian di atas kapal pesiar Diamond Princess di Jepang telah mengungkap 60 kasus baru virus corona yang terkonfirmasi, ketika penumpang yang dikarantina menggunakan media sosial untuk memperingatkan adanya depresi yang terjadi karena isolasi terhadap mereka, kata media pada Senin.
Angka tersebut menambah total 130 infeksi di kapal yang merapat di Yokohama, menurut laporan stasiun televisi TBS dan NHK pada Senin, mengutip sumber-sumber Kementerian Kesehatan Jepang.
Kantor komunikasi Kementerian Kesehatan tidak memiliki informasi tentang laporan tersebut ketika dihubungi oleh Reuters. Diamond Princess dikarantina selama dua minggu setelah tiba di Yokohama, selatan Tokyo, pada 3 Februari, setelah seorang pria yang turun di Hong Kong didiagnosis dengan virus tersebut.
Sekitar 3.700 orang berada di atas kapal, yang biasanya memiliki 1.100 awak dan kapasitas 2.670 penumpang. Para penumpang telah diizinkan berada di geladak secara bergantian untuk mendapatkan udara segar dan didorong untuk secara teratur mengukur suhu mereka.
“Banyak penumpang sekarang merasa sedikit demam kabin,” kata penumpang asal Inggris David Able dalam sebuah video yang diunggah di Facebook. “Depresi mulai terjadi,” ia melanjutkan.
Penumpang lain menyatakan harapannya akan jaminan tentang efektivitas karantina dan ventilasi di kapal akan terbukti benar. “Saya akan gugup jika melewati 200,” kata warga Hong Kong berusia 43 tahun yang dikarantina di atas kapal bersama istri, anak, dan beberapa orang anggota keluarganya.
“Berharap terbaik bagi mereka yang dibawa ke rumah sakit. Setidaknya dua laporan kembali kepada kami di Facebook bahwa mereka bebas gejala,” kata pria yang menolak disebutkan namanya itu. Seorang penumpang dengan akun Twitter daxa_tw mengunggah klip audio kapten yang mengumumkan penemuan 66 kasus baru.
Kementerian Kesehatan Jepang memisahkan jumlah infeksi di kapal dan yang bersumber dari penerbangan dari China dalam penghitungan resmi Jepang. Di dalam negeri, tercatat ada 21 kasus. Penyakit ini telah menewaskan 908 orang, terutama di daratan China, dan menginfeksi lebih dari 40.000 orang. (Reuters)