JAKARTA, Anggota Komisi X DPR RI Sabam Sinaga menyoroti pentingnya perhatian lebih terhadap pola penyajian dan distribusi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar di sekolah. Ia menyatakan dukungannya agar program ini terus berjalan meski masih terdapat dinamika di lapangan.
Sabam menyinggung insiden keracunan siswa di SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, sebagai salah satu contoh pentingnya evaluasi program. Namun, ia optimistis pemerintah akan melakukan pembenahan secara bertahap.
“Karena ini kan program yang berjalan, maka saya yakin tiap hari akan ada pembenahan,” ujar Sabam di Jakarta, Jumat (16/1).
Fokus pada Penanganan Stunting
Menurut Sabam, program MBG adalah langkah strategis pemerintah dalam menekan angka stunting di Indonesia. Program ini, kata dia, merupakan bagian penting untuk mendukung generasi penerus bangsa agar tumbuh sehat dan produktif.
“Program ini harus tetap dijalankan karena sangat penting untuk mengurangi angka stunting atau tengkes,” tegasnya.
Dinamika di Lapangan
Sabam mengakui adanya dinamika dalam pelaksanaan program, termasuk penurunan pendapatan kantin sekolah akibat distribusi makanan gratis. Namun, ia yakin pemerintah memiliki strategi untuk mengantisipasi persoalan tersebut.
“Itu saya pikir dinamika ya, karena ini kan program yang berjalan,” tambahnya.
Penguatan SOP oleh Badan Gizi Nasional
Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) telah memperkuat standar operasional pelaksanaan (SOP) untuk mencegah terulangnya kasus keracunan makanan.
Menurut Hasan, hasil investigasi awal kasus di Sukoharjo menunjukkan adanya kesalahan teknis dalam pengolahan makanan. Pemerintah langsung menarik makanan tersebut dan menggantinya dengan menu baru.
“BGN akan terus mengevaluasi tingkat kebersihan dan kehigienisan makanan yang disajikan agar anak-anak aman,” ujar Hasan.