Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil membatalkan kunjungan kerja ke dua negara, setelah Australia, demi menemui langsung korban terdampak banjir di Kabupaten Subang.
“Saya sebagai gubernur memutuskan akan pulang (ke Indonesia, red.). (Kunjungan, red.) dua negara saya batalkan, ada enam sampai tujuh agenda dibatalkan,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya, saat melakukan video konferensi dari Australia dengan Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja di Jabar Command Center Kota Bandung, Rabu, pukul 17.00 WIB atau 21.00 waktu setempat.
Ia menyatakan kesadaran kepemimpinannya di Jabar untuk hadir di lapangan.
“Saya paham secara psikologis kehadiran pemimpin dibutuhkan. Saya sangat berempati sehingga membatalkan kunjungan ke dua negara yang sudah direncanakan sejak tahun lalu,” katanya.
Dirinya akan terbang dari Australia, Kamis (27/2), pukul 01:00 waktu setempat. Setelah pesawat transit di Singapura, Kang Emil dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung pada pukul 09:00 WIB.
“Nanti gubernur langsung ke Subang,” katanya.
Selain itu, Kang Emil juga menyoroti peran masing-masing perangkat daerah dalam memberikan tanggapan kebencanaan.
Peran gubernur di Jabar, tuturnya, tidak secara langsung mengambil keputusan di tingkat kabupaten/kota karena otoritas ada bupati/wali kota yang dipilih langsung oleh rakyat.
“Jadi yang diharapkan, pertama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jabar harus lebih responsif dan melaporkan ke publik reponsivitasnya,” kata dia.
Ia juga menyebut tentang perbedaan pembangunan di Jabar dan DKI Jakarta.
“Kedua, pembangunan Jabar berbeda dengan Jakarta. (Di Jabar, red.) ada hierarki bupati/wali kota, jadi yang bertanggung jawab adalah kepala daerahnya,” ujarnya.
Terlepas dari otonomi daerah yang diatur Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 itu, Pemprov Jabar melalui BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan, tetap cepat dan tanggap memberikan bantuan logistik mulai dari tenda, kasur, mi instan, hingga obat-obatan setelah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota serta BPBD setempat.
“Jadi sebenarnya kami (Pemprov Jabar, red.) sudah melakukan semuanya sesuai prosedur dalam pengambilan keputusan. Saya amati per hari ini, seringkali Gubernur Jabar itu disamakan teknisnya, seperti wali kota/bupati, padahal tupoksi (penanggulangan bencana, red.) ada di level kota/kabupaten,” tutur Kang Emil.
Ia mengharapkan penanganan sebagaimana bencana alam lebih baik pada masa mendatang.
“Mudah-mudahan hal ini bisa lebih baik di waktu mendatang, sehingga saya tidak perlu melakukan pembatalan-pembatalan (kunjungan kerja, red.). Ini ‘kan juga preseden kurang positif kepada negara-negara yang sudah menyiapkan dan mengagendakan proses yang cukup panjang,” katanya.
Berdasarkan laporan BPBD Jabar hingga Rabu, pukul 13:30 WIB, terdapat delapan titik banjir di Kabupaten Subang, yakni Kecamatan Pamanukan, Pusakanagara, Pusakajaya, Compreng, Ciasem, Binong, Purwadadi, dan Pagaden.
Di Kabupaten Bekasi, banjir menggenangi 17 kecamatan, di antaranya Tambun Utara, Cikarang Utama, dan Cibitung, di Kota Bekasi banjir menggenangi 12 kecamatan, antara lain Jati Asih, Bekasi Barat, dan Pondok Gede, di Kabupaten Karawang banjir terjadi di 24 kecamatan, antara lain Rengasdengklok dan Telukjambe Barat, sedangkan di Kabupaten Indramayu banjir tercatat di empat kecamatan, yaitu Anjatan, Sindang, Suka, dan Bongas.