BENGKAYANG, Presiden terpilih Prabowo Subianto mengungkapkan keberhasilan besar Indonesia dalam sektor pertanian, terutama produksi beras yang saat ini mengalami surplus. Dalam acara Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II dan Pelepasan Ekspor Jagung di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis (5/6), Prabowo menekankan pentingnya menyikapi keberhasilan ini dengan rendah hati dan semangat gotong royong.
“Beberapa saat yang lalu kita melihat keberhasilan kita di bidang pertanian, terutama dalam bidang produksi beras, di saat banyak negara yang saat ini kesulitan beras,” ujar Prabowo dalam pidatonya.
Ia mengibaratkan keberhasilan Indonesia dengan filosofi “ilmu padi” — semakin berisi, semakin merunduk. Prabowo menegaskan bahwa kesopanan adalah cerminan kekuatan sejati dan bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan.
“Semakin kita merasa diri benar, semakin kita sopan. Makin kita berhasil, semakin bersyukur,” tambahnya.
Data Kementerian Pertanian mencatat bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini menembus angka 4 juta ton, jumlah tertinggi sepanjang sejarah. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa produksi beras nasional sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai 16,55 juta ton, meningkat 11,95% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Keberhasilan ini, menurut Prabowo, bukan dicapai dalam waktu singkat. Ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, termasuk jajaran Kepolisian Republik Indonesia yang telah berperan aktif dalam mendukung program kedaulatan pangan nasional.
“Apa yang dilakukan Kapolri dan jajaran Polri selama ini, mengambil inisiatif, menunjukkan peran, dan menyatakan bahwa Polri ingin ikut serta dalam usaha kedaulatan panga, adalah langkah luar biasa,” ujar Prabowo.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo kembali menegaskan bahwa swasembada pangan adalah syarat mutlak untuk kedaulatan dan keamanan nasional. Ia menyebut bahwa perjuangannya di dunia politik sejak awal selalu berfokus pada sektor pangan.
“Tidak ada bangsa yang benar-benar merdeka kalau tidak bisa memproduksi pangannya sendiri. Karena itu, perjuangan saya akan terus berlanjut. Saya tidak akan tenang sebelum Indonesia benar-benar swasembada pangan,” tegasnya.