PPKM Darurat, ekonomi di bawah empat persen

JAKARTA, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 di bawah empat persen akibat penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali.

“Besar kemungkinan kinerja pertumbuhan ekonomi di kuartal III itu akan jauh di bawah pertumbuhan ekonomi kuartal II. Jadi, kalau dari kami, misalnya pertumbuhan ekonomi di kuartal II itu di kisaran 4 persen, di kuartal III akan lebih rendah,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Read More

Yusuf mengatakan PPKM darurat akan membatasi aktivitas dan konsumsi masyarakat dan tentu sedikit banyaknya akan mempengaruhi kinerja perekonomian secara keseluruhan.

“Konsumsi masyarakat ini kan komponen terbesar ya dalam PDB, kue ekonomi. Jadi, ketika dia terbatas, tentu sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja perekonomian secara keseluruhan,” ujarnya.

Penurunan kinerja perekonomian juga diakibatkan oleh banyaknya kasus COVID-19 yang provinsi-provinsi penyumbang terbesar ekonomi nasional, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

“Karena provinsi ini laju perekonomiannya akan terganggu, saya kira perekonomian nasional juga akan terganggu,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga memprediksi kinerja investasi juga akan terdampak akibat penerapan PPKM darurat.

Menurutnya, terbatasnya konsumsi masyarakat di provinsi-provinsi dengan kasus COVID-19 relatif besar, akan mendorong pelaku usaha menurunkan kapasitas produksi.

“Ini yang kemudian harus diantisipasi oleh pemerintah seperti misalnya mempersiapkan bantuan sosial, kemudian bantuan lain yang setidaknya meringankan beban masyarakat yang harus menjalani PPKM darurat,” tuturnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan proyeksi ekonomi kuartal III akan bergantung pada masa penerapan PPKM darurat.

Jika hanya berlangsung selama dua minggu dan efektif menekan kasus COVID-19, maka dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III relatif terbatas.

Namun, jika mencapai satu bulan, Menkeu menilai pengaruhnya cukup signifikan terutama pada level konsumsi.

“Kuartal ketiga 2021 karena terjadinya PPKM darurat yang itu relatif lebih ketat hampir mirip dengan situasi Februari-Maret memang ada potensi outlook-nya mengalami pelemahan dari yang tadinya kita proyeksikan di 6,5 persen,” kata Sri Mulyani.

Related posts

Leave a Reply