JAKARTA, Pieter Both adalah gubernur jenderal Verenigde Oost-Indische Compagnie atau VOC pertama yang memerintah sejak 19 Desember 1610 hingga 6 November 1614.
Both dipilih sebagai wakil VOC pertama di Hindia setelah ia selesai bertugas menjabat sebagai perwira laut utama di Hindia-Belanda, yakni tahun 1599 sampai 1601.
Berikut kita rangkum pembahasan mengenai kepemimpinan Pieter Both yang bersumber dari Batavia Digital terbitan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia.
Pieter Both sebagai Gubernur Jenderal
VOC membentuk pemerintahan Nederlands-Indie pada 27 November 1609 dengan struktur pemerintahan Dewan Hindia atau sejenis dengan parlemen. Tujuan dari Pemerintahan Nederlands-Indie adalah untuk mengelola urusan di wilayah Timur dengan lebih baik.
Orang yang ditunjuk sebagai gubernur jenderal pertama di Pemerintahan Nederlands-Indie adalah Pieter Both. Tugas utama Both adalah menemukan tempat yang cocok untuk pertemuan kapal-kapal milik armada Belanda sekaligus sebagai tempat pusat pemerintahan.
Tidak hanya itu, Both juga harus memberantas praktik-praktik korupsi dan mendirikan benteng-benteng.
Both akhirnya berangkat dengan armada yang terdiri dari 8 kapal pada awal tahun 1610. Dengan kapal Wapen van Amsterdam, ia dan kelompoknya tiba di Banten pada 19 Desember 1610.
Kepemimpinan Pieter Both
Pieter Both berhasil memperluas wilayah perdagangannya dengan mengadakan perjanjian perdagangan dengan pulau Maluku. Ia juga berhasil menaklukkan Timor Leste dan mengusir Spanyol dari Pulau Tidore.
Saat awal ekspedisi, Jawa memang tidak menjadi tujuan utama, melainkan Maluku. Sebab, Maluku memiliki tiga komoditas, yakni pala, cengkeh, dan lada. Bahkan di seluruh dunia, hanya Maluku satu-satunya wilayah yang memiliki pala.
Namun, Maluku tidak dapat memproduksi pangan dengan cukup, baik hanya untuk masyarakatnya ataupun untuk ribuan anggota VOC. Sehingga Maluku hanya dijadikan sebagai pusat perdagangan VOC.
Pieter Both lebih memilih Jawa daripada Maluku. Jawa adalah Pulau yang kaya akan beras dan dinilai memiliki wilayah yang sangat strategis.
Kemudian Both melanjutkan perluasan wilayah perdagangan. Ia pun merintis di Jakarta secara perlahan dan membuat perjanjian perdagangan dengan penguasa Jakarta pada masa itu, yakni Widiak Rama.
Perjanjian tersebut membuat VOC dapat berdagang secara bebas dan mendapat wilayah tetap. Kedua belah pihak juga berjanji untuk saling membantu apabila salah satu pihak diserang oleh pihak lain.
Ketika Both ingin memperluas wilayah ke Banda Neira, wilayah tersebut ternyata didatangi oleh rombongan kapal Inggris yang dipimpin oleh David Middleton. Keduanya pun acap kali bersitegang dalam urusan perdagangan.
Kepemimpinan Both berakhir pada tahun 1614 dan digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst. Ia pun kembali ke Belanda dengan 4 armada kapal VOC yang tersisa. Nahas, pada 1615, kapal yang Both tumpangi menenggelamkannya di perairan Mauritius pada tahun 1615.