PHK Massal Perusahaan Startup

Ilustrasi, Foto: its.ac.id

JAKARTA, Banyak perusahaan startup mengencangkan ikat pinggang pada saat ini, terkait kondisi ekonomi yang memburuk. Bahkan gelombang PHK massal pun terjadi dan menimpa sampai belasan ribu karyawan teknologi, terutama startup.

Di Indonesia, beberapa startup telah melakukan PHK. Di mancanegara, kondisinya pun parah. Penelusuran dari agregator layoffs.fyi menyebut total 15 ribu pegawai di jagat teknologi kehilangan pekerjaannya di berbagai negara.

Read More

Inflasi dan suku bunga tinggi sampai perang di Ukraina menekan performa Startup. Perusahaan besar termasuk Meta dan Twitter juga terimbas dan mengatakan tidak ada pembukaan lowongan kerja untuk sementara.

Salah satu startup yang memangkas karyawan adalah perusahaan platform e-commerce Vtex asal Brasil, di mana 193 pegawai terdampak. “Dunia cepat berubah dan kami harus beradaptasi,” kata sang CEO, Geraldo Thomaz yang dikutip detikINET dari Tech Crunch, Kamis (2/6/2022).

Perusahaan keuangan PayPal juga telah memangkas lusinan karyawan dari kantornya di San Jose. “Kami konstan mengevaluasi untuk memastikan kami beroperasi dengan struktur terbaik,” kata juru bicara PayPal.

Beralih ke Turki, startup e-commerce Getir memangkas 14% karyawan secara global. Dengan 32 ribu pegawai, berarti ada lebih dari 4.000 orang yang jadi korban PHK. Selain itu, mereka juga lebih selektif lagi menerima pegawai.

“Dalam waktu yang berat ini, kami tetap berkomitmen pada industri delivery bahan pokok ultra cepat yang kami pelopori sembilan tahun lalu,” sebut startup Getir dalam memo ke para karyawan.

Rival Getir, Gorrilals yang berbasis di Berlin, juga melakukan PHK pada separuh pegawai di kantor pusat, dengan jumlah sekitar 300. Mereka juga berhenti beroperasi di negara lain dan fokus di negara sendiri serta lokasi lain yang menjanjikan.

Perusahaan teknologi lain yang melakukan PHK adalah produsen kunci pintar Latch yang memangkas 30 orang. Kemudian, ada perusahaan pay later Klarna di Swedia yang memangkas sekitar 700 pegawainya.

Masa bulan madu perusahaan startup tampaknya memang sudah berakhir. peringatan pun disampaikan oleh para investor startup. Kondisi ekonomi dunia yang tidak baik-baik saja akan berdampak buruk dan kondisi itu bisa berlangsung lama. Startup pun berpotensi terimbas.

 

“Akan menjadi pemulihan yang panjang dan meski kami tidak bisa memprediksi seberapa lama, kami bisa menasehati bagaimana cara mempersiapkan diri dan melaluinya,” ujar perusahaan venture Sequoia Capital, yang portofolionya termasuk Google, Apple dan WhatsApp.

Tomasz Tunguz, Managing Director di Redpoint Ventures menyebut bahwa banyak investor startup menasihati agar perusahaan startup mereka punya cukup uang tunai untuk setidaknya dua tahun dalam rangka antisipasi jika terjadi sesuatu yang buruk.

 

 

Related posts

Leave a Reply