KEDIRI, Manajemen Persik Kediri melayangkan surat resmi kepada PSSI, meminta untuk dapat menyikapi kejadian kepemimpinan wasit tersebut dengan lebih seksama. Surat ini merujuk laga BRI Liga 1 melawan PSM Makassar di Stadion Brawijaya, Kediri, Senin (18/12/2023), yang berakhir imbang 1-1.
“Persik Kediri menyayangkan adanya kelalaian yang dilakukan oleh wasit, ketidaktegasan tersebut menyebabkan kerugian di kedua tim, baik Persik Kediri maupun PSM Makassar, baik dari sisi kualitas bermain,” kata Manajer Persik Kediri Muhammad Syahid Nur Ichsan di Kediri, Selasa (19/12/2023).
Ia menjelaskan, dalam pertandingan antara Persik dengan PSM di Stadion Brawijaya, Persik memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan dalam durasi normal, sesaat setelah gol yang dicetak PSM.
Selain itu, kedua klub juga dirugikan dari sisi waktu bermain serta dari sisi citra kedua klub dengan munculnya berbagai opini liar yang mencederai citra persepakbolaan nasional.
“Ini guna menjaga marwah kasta kompetisi tertinggi Tanah Air ini,” katanya.
Pihaknya juga mengungkapkan terkait pertandingan antara Persik dengan PSM tersebut. Yakni, pada menit ke-52.30 Persik Kediri melakukan serangan dari sisi kiri pertahanan PSM, lewat Bayu Otto (nomor punggung enam) yang melepaskan umpan terobosan ke area penalti PSM. Nuri Fasya (momor punggung 57) mencoba melepaskan umpan silang, tapi pemain PSM Safrudin Tahar (nomor punggung 27) menahan bola dengan tangan.
Posisi wasit dan asisten wasit II yang dekat dan jelas dengan kejadian handball, tidak berani mengambil keputusan. Padahal seharusnya dengan posisi wasit dan asisten wasit II yang ideal berani mengambil keputusan handball dan memberikan hukuman penalti untuk PSM Makassar.
Pada menit ke-87 pertandingan terhenti, karena ketidaktegasan wasit terkait dengan kejadian di gawang Persik. Menit selanjutnya, PSM melakukan protes keras ke asisten wasit I, yang kemudian diduga diikuti dengan wasit mengesahkan gol PSM, yang dilanjutkan dengan selebrasi berlebihan dari pemain PSM yang memicu terjadinya saling lempar antara pemain PSM dan penonton Persik. Kondisi kembali kondusif, tapi asisten wasit I berlari meninggalkan lapangan yang berimbas kepada berhentinya pertandingan.
Pada saat pertandingan dihentikan sementara, perangkat pertandingan melakukan koordinasi di ruang ganti, yang dihadiri oleh pihak keamanan, panitia pelaksana dan perangkat pertandingan. Diskusi berlangsung lebih dari 30 menit. Sampai kemudian, perwakilan kedua tim (manajer) dihadirkan di dalam diskusi tersebut, termasuk dari unsur keamanan (perwakilan steward, panitia pelaksana, pihak Kapolresta Kediri, dan perwakilan Aliansi Suporter Persik).
Kedua tim bersepakat untuk melanjutkan pertandingan. Perlu ditegaskan, bahwa perwakilan PT LIB juga berada di lokasi Stadion Brawijaya, Kediri. Keputusan melanjutkan pertandingan juga dinilai telah sesuai dengan Pasal 15 Regulasi Kompetisi Liga 1 BRI 2023/2024.
Pada penambahan waktu, terdapat serangan dari Persik yang menghasilkan bola masuk ke gawang PSM, kejadian ini dinilai serupa dengan peristiwa goal oleh PSM Makassar di menit ke-86. Namun, atas goal Persik tersebut, wasit tidak mengesahkannya sebagai gol, dan Persik dapat menerima keputusan wasit tersebut.
“Persik selalu menjadi tuan rumah yang baik untuk klub manapun yang bertanding di Stadion Brawijaya Kediri dan telah menjadi saksi bagi kedamaian dan rasa kekeluargaan yang di hadirkan oleh Persik Mania, terhadap siapapun suporter tim lawan, tim lawan dan juga perangkat pertandingan,” kata dia.