Nilai Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan tumbuh hingga Rp325 triliun pada 2024. Program ini juga akan lebih diefektifkan dengan alokasi yang lebih diprioritaskan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang bergerak di sektor produksi.
“KUR akan kita redesain supaya lebih masuk kepada sektor produksi. Selama ini KUR lebih masuk kepada sektor perdagangan,” ujar Arif Budimanta, Staf Khsus Presiden, di Jakarta, (9/12).
Berbicara saat mendampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan keterangan pers usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Arif menjelaskan, sektor produksi akan memberikan efek yang lebih besar bagi perekonomian.
Di sektor pertanian, misalnya, penguatan produksi UMKM akan menurunkan ketergantungan terhadap impor-impor produk pertanian, khususnya pangan.
Selama ini, ujar Arif, alokasi KUR untuk sektor produksi di bidang pertanian hanya sekitar 30%. “Sejak adanya KUR cuma segitu. Itu sudah mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan. Itu yang harus kita tingkatkan,” ujarnya.
Menurut Arif, redesain KUR ini juga dilakukan untuk mewujudkan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang secara tegas mengatakan perlunya keberpihakan dan perlindungan terhadap UMKM. “Jangan sampai, dalam globalisasi ekonomi, UMKM Indonesia terpinggirkan,” ujar Arif mengutip Jokowi.
Sebelumnya Staf Khusus Presiden Arif Budimanta mengemukakan, ada dua kali rapat terbatas tentang UMKM pada Senin (9/12/2019) ini. Rapat membicarakan transformasi perekonomian dengan menjadikan UMKM sebagai backbone perekonomian Indonesia.
“Tentu tetap harus bekerja sama dengan usaha besar,” kata Arif. Rapat kabinet juga membahas instrumen untuk memastikan UMKM, berdasarkan bisnis model cluster, dapat berkembang optimal. “Tidak hanya didukung aspek pembiayaan, tetapi juga pemasaran, teknologi, maupun aspek manajemennya,” ujar Arif.