JAKARTA, Stonehenge, monumen kuno yang telah lama menyimpan misteri, kini kembali menjadi sorotan dengan penemuan baru yang mengungkap tujuan sebenarnya dari pembangunannya. Berdiri kokoh di Dataran Salisbury, Inggris, Stonehenge terdiri dari batu-batu besar yang disusun membentuk lingkaran, dan telah menjadi simbol penting dalam sejarah prasejarah.
Peneliti kini menemukan bukti yang menunjukkan bahwa Stonehenge mungkin dibangun untuk menyatukan masyarakat di seluruh Inggris pada masa Neolitikum. Sebelumnya, banyak teori yang beredar mengenai tujuan monumen ini, mulai dari sebagai observatorium untuk mengamati pergerakan Matahari dan Bulan, hingga sebagai situs pemujaan leluhur atau pusat upacara keagamaan. Namun, penemuan terbaru ini memberikan wawasan yang lebih dalam.
Mike Parker Pearson, Profesor Institut Arkeologi University College London, menyatakan bahwa masyarakat Neolitikum mungkin telah berkoordinasi dengan sangat baik di seluruh Inggris untuk membangun Stonehenge. “Mereka pasti telah melakukan koordinasi yang signifikan di seluruh Inggris, orang-orang benar-benar bekerja sama, pada masa sebelum telepon dan email untuk mengorganisasi upaya semacam itu,” ungkapnya.
Selain itu, peneliti menemukan bukti arkeologis bahwa lebih dari separuh masyarakat yang tinggal di dekat Stonehenge bukan berasal dari daerah sekitar. Ini menunjukkan bahwa Stonehenge memiliki daya tarik yang kuat bagi masyarakat dari wilayah lain di Inggris. Bahkan, beberapa rumah di Durrington Walls, yang terletak dekat Stonehenge, menunjukkan kemiripan arsitektur dengan yang ditemukan di Kepulauan Orkney, jauh di utara.
“Ini memperluas pemahaman kita tentang tujuan awal Stonehenge. Batu-batu besar yang diambil dari berbagai wilayah di Inggris, terkadang ratusan mil jauhnya, menunjukkan bahwa situs ini bukan hanya penting bagi masyarakat lokal, tetapi juga bagi seluruh Inggris,” jelas Pearson.
Temuan ini mengungkapkan bahwa Stonehenge mungkin berfungsi sebagai monumen yang menyatukan masyarakat, merayakan hubungan mereka dengan leluhur dan kosmos. Dengan lebih dari 900 lingkaran batu yang ditemukan di Inggris, keunikan Stonehenge terletak pada penggunaan batu-batu yang berasal dari berbagai daerah, menandakan pentingnya situs ini dalam konteks politik dan agama.
Bukti baru ini memberikan gambaran bahwa Stonehenge bukan hanya sebagai situs keagamaan atau ritual, tetapi juga sebagai simbol politik yang mempererat hubungan antara berbagai kelompok masyarakat di seluruh Inggris pada masa Neolitikum.