Menteri ESDM Targetkan Lifting Minyak Capai 1 Juta Barel per Hari pada 2028-2029

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. (ANTARA/HO BKPM)

JAKARTA, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan untuk meningkatkan target lifting minyak menjadi 1 juta barel per hari pada tahun 2028-2029. Target ambisius ini diharapkan mampu menghentikan ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak pada tahun 2029.

“Kami targetkan, tadi arahan Bapak Presiden, 2028-2029 lifting kita harus mencapai satu juta barel per day agar kita mampu untuk tidak melakukan impor minyak lagi pada 2029,” ujar Bahlil saat menghadiri acara HUT Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) di Jakarta, Sabtu (18/1/2025).

Read More

Bahlil mengungkapkan bahwa arahan tersebut diberikan langsung oleh Presiden Prabowo dalam rapat yang digelar di Hambalang pada hari Minggu. Ia memuji dedikasi Presiden yang terus fokus pada peningkatan sektor energi meski di akhir pekan.

“Saya tadi baru habis rapat dengan Bapak Presiden Prabowo di Hambalang. Ini hari Minggu. Luar biasa sekali Presiden kita semua. Hari Minggu kami diajak rapat untuk bicara tentang lifting,” kata Bahlil.

Tantangan Penurunan Lifting Minyak

Bahlil menjelaskan bahwa lifting minyak Indonesia saat ini mengalami penurunan signifikan. Dalam dua bulan terakhir, angka lifting turun dari 600 ribu menjadi 590 ribu barel per hari. Penurunan ini menjadi perhatian utama pemerintah mengingat konsumsi minyak nasional mencapai 1,6 juta barel per hari.

“Konsumsi minyak kita masih tinggi, sementara lifting kita menurun. Oleh karena itu, Presiden menargetkan peningkatan lifting agar bisa memenuhi kebutuhan domestik tanpa harus impor,” jelasnya.

Menurut Bahlil, tingginya impor minyak memberikan tekanan besar pada ekonomi nasional. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia mengalokasikan sekitar Rp 500 triliun per tahun untuk membeli minyak dari luar negeri. Hal ini turut memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Dengan kami mengalokasikan uang sebesar Rp 500 triliun untuk impor minyak, ini menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah. Karena itu, kami harus mengurangi impor dan meningkatkan lifting,” tegasnya.

Related posts

Leave a Reply