JAKARTA, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong keterlibatan akademisi dan para ahli khususnya yang tergabung di Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) untuk memanfaatkan inovasi dan teknologi dalam pengembangan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Hal tersebut disampaikan saat membuka secara virtual acara Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-XXXVII, Sabtu (12/12/2020).
“Kami sangat welcome dan mengajak para pakar untuk dapat terlibat dalam pengembangan food estate di Kalteng khususnya dalam water management. Di sana jenisnya rawa lebak dan rawa pasang surut, sekarang baru mulai irigasi sekitar 2000 hektare, kemudian pengelolaan tanahnya dan water management-nya,” kata Menteri Basuki.
Acara PIT HATHI Tahun 2020 dilaksanakan di dua lokasi yang terhubung secara virtual yakni di Universitas Gunadarma, Kota Depok dan Universitas Sriwijaya, Kota Palembang. Hadir pada acara, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR sekaligus Ketua Umum HATHI periode 2020-2023 Jarot Widyoko, Rektor Universitas Gunadarma Margianti, Rektor Universitas Sriwijaya Anis Saggaf, para Senior dan pengurus HATHI se-Indonesia serta Kepala Balai/Balai Besar Wilayah Sungai di 34 Provinsi.
Menteri Basuki melanjutkan kunci dari program pengembangan food estate di Provinsi Kalteng adalah penyediaan air untuk irigasi areal sawah, terutama pada lahan potensial seluas 165.000 hektare (ha) yang merupakan kawasan aluvial, bukan gambut, pada lahan Eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG). Pemanfaatan teknologi informatika dibutuhkan agar pengembangan sistem pertanian food estate lebih modern (modern agriculture system) sehingga nantinya dapat dimanfaatkan tidak hanya saat produksi tetapi juga pasca produksi.
“Paling penting adalah water management. Semua inovasi harus kita manfaatkan agar lebih berkembang,” tuturnya.
Menteri Basuki mengajak keterlibatan akademisi dan para ahli untuk memanfaatkan Teknologi Informatika dalam pengelolaan sumber daya air irigasi. Penerapan teknologi digital untuk pengelolaan SDA agar lebih terpadu atau Integrated Water Resources Management (IWRM) melalui penggunan Smart Water Management (SWM) atau manajemen air yang cerdas.
Penggunaan SWM dapat memanfaatan teknologi antara lain smart sensor, real time monitoring, cloud services, hingga decision support system secara nirkabel yang digunakan dalam pengelolaan aliran air yang lebih baik mulai dari hulu hingga ke hilir. “Saya kira Universitas Gunadarma leading di Bidang IT. Jadi dapat dimanfaatkan untuk water management-nya di Kalteng. Kedepan kita akan lakukan secara otomatisasi di pintu-pintu airnya, sehingga dapat memanfaatkan keahlian IT di area rawa lebak, karena tidak mungkin 160 hektar dilakukan secara manual,” ujar Menteri Basuki.
Selanjutnya Menteri Basuki juga mengajak keterlibatan Universitas Sriwijaya untuk mengimplementasikan pengalamannya dalam pengelolaan tata air rawa di Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin untuk mendukung water management di food estate Provinsi Kalteng.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki menegaskan dirinya menaruh harapan yang besar terhadap pengurus baru HATHI periode 2020-2023 dalam menjawab tantangan pengelolaan sumber daya air di Indonesia.” Saya ucapkan selamat dan sukses kepada pengurus HATHI yang baru. Saya kira sangat baik masukan para pakar tadi bahwa regenerasi adalah keharusan. Kita harus berani memberikan tanggung jawab ini kepada generasi yang lebih muda,” kata Menteri Basuki.