Alat uji cepat Covid-19 buatan dalam negeri GeNose telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada tanggal 24 Desember 2020, alat ini diciptakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk memudahkan dalam mendeteksi Virus Corona. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyaksikan langsung penggunaan alat deteksi Covid-19 “GeNose” di Stasiun KA Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (23/1/2021).
Alat test GeNose memiliki tingkat akurasi sebesar 97 persen, hampir mendekati test PCR dan lebih tinggi dibanding test Antigen. Pemerintah mendorong penggunaan alat deteksi Covid-19 “GeNose” di tempat-tempat transportasi umum, seperti di Stasiun Kereta Api, Bandara, Pelabuhan dan Terminal.
Dalam kunjungannya, Menko Marves langsung mencoba alat deteksi GeNose dengan cara menghembuskan nafas ketiga ke dalam kantung yang telah disiapkan. Hasilnya, Menkomarvest dinyatakan negatif Covid-19. Pemerintah memberikan apresiasi kepada tim GeNose dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang sudah bekerja keras untuk menciptakan inovasi ini dan membantu pemerintah dalam melakukan upaya 4 T (Tracking, Tracing, Testing dan Treatment).
“Hari ini pak Menko Luhut memberikan dukungan yang luar biasa dengan mencoba langsung. Kami akan mendorong penggunaan alat ini di simpul-simpul transportasi umum,” jelas Menhub Budi.
Menhub Budi menjelaskan, sesuai arahan Menkomarvest untuk mendorong penggunaan alat GeNose pada transportasi umum, Kemenhub telah berkoordinasi dengan Kemenkes, UGM, dan Satgas Penanganan Covid-19.
“Kami sudah berkomunikasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan akan segera ditindaklanjuti dengan surat persetujuan untuk penggunaan di simpul-simpul transportasi umum. Selanjutnya kemenhub akan membuat Surat Edaran kepada para operator transportasi. Kita rencanakan penggunaannya sudah dimulai pada 5 februari 2021 pada Stasiun KA terlebih dahulu, baru kemudian bertahap selanjutnya di Bandara,” ungkap Menhub.
Selain itu, kelebihan dari alat test ini adalah bisa mendeteksi lebih cepat, dengan satu alat bisa digunakan 100.000 kali dan harganya lebih murah. Menko Luhut juga menyarankan, agar plastik yang digunakan pada alat ini dapat menggunakan bahan yang dapat didaur ulang agar lebih ramah lingkungan.
“Kedepannya kita akan gunakan ini di semua area publik seperti di Hotel, Mall, di lingkungan masyarakat RT/RW. Alatnya hanya seharga 62 juta dan harga per orangnya hanya dikenakan sekitar 20 ribu rupiah. Jika pemakaian lebih banyak tentunya costnya akan semakin turun dan nantinya alat ini akan terus dikembangkan sehingga mempunya akurasi yang akan lebih tajam. Dan tentunya kita harus bangga karena ini buatan Indonesia,” jelas Menko Luhut.
Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19 Prof. Eko Fajar Prasetyo, serta Kepala Stasiun Pasar Senen Widhusukma Dananjaya.