JAKARTA, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi defisit anggaran per akhir Januari 2020 tercatat Rp36,1 triliun atau 0,21 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Realisasi ini lebih rendah dari defisit anggaran periode sama 2019 sebesar Rp45,1 triliun,” kata Menkeu dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani mengatakan defisit anggaran tersebut mencakup pendapatan negara sebesar Rp103,7 triliun dan belanja negara sebesar Rp139,8 triliun.
Pendapatan negara ini terdiri atas penerimaan perpajakan Rp84,7 triliun dan penerimaan negara bukan pajak Rp19 triliun.
“Pendapatan negara ini sudah terealisasi 4,6 persen dari target, meski sedang terjadi perlemahan situasi global,” kata Sri Mulyani.
Sementara itu, belanja negara mencakup realisasi belanja pemerintah pusat Rp71,4 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp68,4 triliun.
Realisasi belanja pemerintah pusat itu terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga Rp30,9 triliun dan belanja non Kementerian/Lembaga Rp40,6 triliun.
“Belanja negara yang terealisasi 5,5 persen dari target, telah memberikan stimulus ke perekonomian,” ujar Sri Mulyani.
Ia menambahkan pada awal 2020 pembiayaan utang lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu hanya Rp68,2 triliun.
Pembiayaan utang tersebut tumbuh negatif 44,6 persen karena penerbitan obligasi pemerintah pada periode akhir Januari 2019 mencapai Rp123 triliun.
“Pemerintah terus menjaga kredibilitas APBN dengan meningkatkan pendapatan negara secara optimal, melakukan perbaikan kinerja penyerapan anggaran serta mengelola pembiayaan yang pruden dan akuntabel,” ujar Sri Mulyani. (ant)