Maroko pada Jumat meneken kontrak pembelian vaksin COVID-19 dengan perusahaan farmasi asal Rusia R-Pharm, saat total kasus di negara tersebut mendekati angka 100.000, menurut Kementerian Kesehatan.
Kementerian tidak menyebutkan rincian nominal dan jumlah dosis vaksin dalam kontrak tersebut.
Pada Juli perusahaan AstraZeneca Inggris melisensikan R-Pharm untuk memproduksi vaksin COVID-19, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford.
September ini, Maroko mulai terlibat dalam uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinopharm China.
Negara Afrika Utara itu mencatat 2.760 kasus tambahan COVID-19 pada Jumat, sehingga totalnya menjadi 97.264 kasus, termasuk 1.755 kematian.
AstraZeneca mengaku hampir memproduksi kapasitas 3 juta dosis vaksin di seluruh unit di dunia, yang juga diproduksi oleh pihak ketiga, untuk memasok ke berbagai pemerintah dan organisasi. AstraZeneca mendapat kontrak pemesan vaksin lebih banyak dibanding pengembang vaksin lainnya.