JAKARTA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan duka cita atas korban meninggal dunia atas terjadinya gempa bumi dengan kekuatan magnitude 6,5 Skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Ambon, Maluku, Kamis (26/9), pukul 21.53 WIT. Mengutip data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Presiden menyebutkan, sejauh ini korban meninggal dunia sebanyak 23 orang, lebih seratus yang luka-luka, dan ribuan warga mengungsi. Selain itu, ratusan rumah dan sejumlah infrastruktur publik mengalami kerusakan termasuk beberapa bangunan kampus Universitas Pattimura dan IAIN Ambon.
“Saya atas nama pribadi dan pemerintah mengucapkan turut berduka cita atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Maluku dan sekitarnya,” kata Presiden Jokowi melalui fan page facebooknya, beberapa saat lalu. Sementara dalam keterangannya kepada wartawan usai melaksanakan salat Jumat di Masjid Baiturrahman, komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/9) siang, Presiden Jokowi mengaku sudah memerintahkan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, dan Menteri Sosial untuk bergerak ke lapangan di tempat terjadinya gempa, untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di Ambon. “Bantuan juga sudah saya perintahkan segera dikirimkan. Bantuan berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan juga sudah mulai dikirimkan,” jelas Presiden. Presiden meminta kepada Menteri Sosial untuk memberikan santunan. Sementara untuk korban yang luka-luka perawatannya akan ditanggung oleh pemerintah. Terkait kerusahan fisik akibat gempa ini, menurut Presiden, masih dilakukan pendataan secara detail. Tapi berdasarkan laporan terakhir yang diterimanya kemarin, menurut Presiden Jokowi, kira-kira 100-an lebih sedikit yang rusak. “Mohon doa dari seluruh Tanah Air untuk keselamatan saudara-saudara kita di lokasi bencana,” pungkas Kepala Negara melalui fan page facebooknya.
Rumah Sakit Tidak Dapat Difungsikan
Guna memastikan penanganan terhadap korban bencana gempa Maluku itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo telah melihat kondisi pengungsian mandiri yang berada di Kampus Darussalam, Kabupaten Maluku Tengah. Di titik ini, TNI mendirikan rumah sakit lapangan untuk merawat mereka yang terluka akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Setelah itu, Kepala BNPB meninjau RSUD dr. H. Ishak Umarella yang terletak di kabupaten yang sama.
Rumah sakit ini tidak dapat difungsikan karena adanya keretakan pada dinding bangunan, dan untuk mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk, pasien telah ditempatkan di tenda-tenda di sekitar rumah sakit. Kepala BNPB Doni Monardo juga telah meninjau Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah, yang menjadi salah satu desa terdampak paling parah saat gempa. Ia bertemu jemaat Waai dari Gereja Protestan Klasis Ambon Timur dan warga yang berada di pos pengungsian. Doni berpesan kepada pemerintah daerah setempat, BMKG, TNI dan Polri supaya intensif mensosialisasikan kepada masyarakat untuk kembali ke rumah mereka. Ia mengimbau masyarakat untuk selalu mendapatkan informasi dari pihak berwenang dan tidak mudah terpengaruh pada informasi palsu yang tiak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.