Kemristek Loloskan 17 Ide Dan Inovasi Anak Bangsa Tangani Covid-19

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Jumat (13/12/2019). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meloloskan 17 ide dan inovasi anak bangsa untuk menangani pandemik COVID-19 dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

“Kita ingin mengumpulkan sebanyak mungkin ide di berbagai bidang untuk memecahkan masalah baik sifatnya, lokal, global dan bersifat kolektif,” kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi video, Jakarta, Jumat.

Read More

Sejumlah 17 proposal itu terpilih dari 5.590 proposal yang berisi ide-ide terkait penanganan COVID-19 dan dampaknya yang dikirim dalam program IDEAthon Indonesia Kemristek melalui website ristekbrin.go.id. Ide tersebut didaftarkan pada periode 13 April 2020 sampai 20 April 2020.

Proposal-proposal ide tersebut diseleksi oleh 20 administrator, 54 pakar reviewer bersertifikat, dan lima panelis ahli yang meninjau ulang.

Menristek Bambang menuturkan pemilik ide akan mendapat insentif dan dana pendampingan dan kemitraan untuk implementasi idenya.

“Salah satu bentuk insentif bagi para pemenang adalah dukungan pembiayaan agar ide tersebut benar-benar bisa direalisasikan tentunya dalam jangka waktu tertentu,” ujarnya.

Pengaju ide terbaik itu juga mendapatkan piagam penghargaan sebagai pengakuan pencipta ide dari Kemristek.

Ide-ide atau pemikiran yang disampaikan peserta tidak terbatas pada tema pencegahan virus, pengendalian virus, manajemen pelayanan dan perawatan pasien, mitigasi masyarakat, keberlanjutan bisnis, dan metode pembelajaran jarak jauh.

Adapun kriteria penilaian proposal ide tersebut adalah relevansi dengan tema; tingkat inovasi, kreativitas, dan orisinalitas; dampak sosial; kelayakan teknis dan implementasi.

Melalui IDEAthon Indonesia, Kemristek mendorong pegiat ilmu pengetahuan dan teknologi, mahasiswa, pakar industri, dan masyarakat umum untuk berinovasi melalui ide, solusi, produk, sistem, platform, dan aplikasi mobile/web untuk menangani COVID-19 di Tanah Air.

Menristek mengumumkan 17 proposal ide dan inovasi yang lolos seleksi, yakni Hybrid quadplane UAV to help prevent coronavirus spreadness yang dibuat oleh tim dari Universitas Indonesia; Kios cukur rambut portable dari Institut Teknologi dan Kesehatan Jakarta; Implementasi teknologi Multi Input Multi Output (MIMO) relay system sebagai inovasi internet of things untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh di area 3T dalam situasi COVID-19 di Indonesia dari Universitas Kristen Indonesia Paulus Makasar, Sulawesi Selatan.

Proposal ide lain adalah Sistem pemantauan tingkat pernapasan dan saturasi oksigen dan sistem kendali regulator oksigen terintegrasi dengan teknologi internet of things untuk perawatan pasien COVID-19 dari Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional; Perancangan aplikasi mobile berbasis android “curhatin” layanan konsultasi psikologi online guna pencegahan gangguan mental di tengah wabah COVID-19 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Kemudian Alat deteksi awal infeksi virus COVID-19 berbasis hybrid sensor suhu, database dan kamera menggunakan face recognition yang diajukan tim dari Universitas Sriwijaya; Deteksi COVID-19 pada paru-paru secara otomatis berbasis artificial intelligence dari PT Alfabeta Solusi Nusantara; Databasedonasi: sistem agregasi informasi aksi galang dana lintas platform berbasis web dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Ide selanjutnya adalah Oleifera+15: stimulan bisnis skala kecil berkelanjutan pada era pandemi COVID-19 dari Universitas 45 Mataram; ODP tracker dari Universitas Amikom Purwokerto; Monitoring tanda-tanda vital pasien rawat inap ruang isolasi pasien positif COVID-19 dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo;

Berikutnya, SIMCOVID19: reengineering website covid19.go.id ke dalam aplikasi smart client berbasis mobile dari Universitas Muhammadiyah Malang; Desain instruksi pembuatan alat pelindung diri sederhana (APDS) dan kampanye #bikinsendiri melalui platform website, aplikasi dan media sosial dari Institut Teknologi Bandung; GIG economy vs COVID-19 dari Universitas Teknologi Sumbawa;.

Kemudian, proposal lain adalah Hidupkan Kaki Lima Dari Online (Hilarion): Hadir Untuk Bangsa yang diajukan peserta dari Kementerian Komunikasi dan Informatika; Crane pemulasaraan jenazah COVID-19 dari Institut Teknologi Telkom Surabaya; Juling APPS (aplikasi jualan keliling) dari Universitas Telkom.*

Related posts

Leave a Reply