Kapal Dibakar di Laut Kalbar, Nelayan Pati dan Rembang Mengadu ke Fraksi Partai Demokrat

Mereka merampas barang-barang seperti rokok, sembako, pesawat televisi dan memaksa nakhoda dan awak kapal pindah ke salah satu kapal mereka

JAKARTA, Nelayan Pati dan Rembang, Jawa Tengah, resah. Sudah enam kali kapal mereka dibakar di perairan Kalimantan Barat. Senin (26/06/2023), setelah melaporkan kasus ini ke Bareskrim Mabes Polri, mereka juga mengadu ke Fraksi Partai Demokrat (FPD) di Senayan, Jakarta.

Read More

‘’Kami menerima perwakilan nelayan Pati dan Rembang yang sudah enam kali mengalami kejadian tidak baik. Kapal mereka dibakar, diduga oleh nelayan lokal sekitar Kubu Raya, Kalimantan Barat. Ini harus segera ditangani, ditengahi pihak berwajib,’’ kata Hinca Pandjaitan, Anggota Komisi 3 DPR RI ketika menerima para nelayan di ruang rapat FPD, Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Menurut Hinca, jika aparat tidak menangani kasus ini dengan tegas sekaligus bijak, dikhawatirka akan terjadi konflik horizontal.

‘’Karena ini sudah berulangkali. Harusnya, sekali kejadian saja sudah ada tindakan,’’ tegas Hinca lagi.

Muhid Juwono, perwakilan nelayan Pati dan Rembang menceritakan, dalam kasus terakhir, Kapal Wahana Nilan IV berangkat dari lokasi penangkapan ikan di sekitar Pulau Subi ke Pelabuhan Pangkalan, Jawa Tengah pada 19 Juni 2023. Karena kekurangan es batu untuk menjaga kondisi ikan tetap segar, Wahana Nilam IV mengisi lima ton pada kapal penampung yang dinahkodai oleh WE.

Kapal ini kemudian melanjutkan perjalanan selama dua hari tiga malam memasuki wilayah Kepulauan Datu. Tanggal 21 Juni 2023 kapal didekati empat kapal dengan alat tangkap kapal cumi yang tanda daftar dan nama kapalnya ditutupi.

Merasa terancam, nakhoda Wahana Nilam IV menjauh. Terjadilah kejar-kejaran hingga sekitar setengah jam.

‘’Sekitar pukul setengah sepuluh, kapal Wahana Nilam IV ditangkap dan dikuasai ABK kapal cumi. Mereka merampas barang-barang seperti rokok, sembako, pesawat televisi dan memaksa nakhoda dan awak kapal pindah ke salah satu kapal mereka. Mereka juga meminta bensin,’’ kata Muhid.

ABK kapal nelayan dari Pati ini kemudian dibawa ke daratan sekitar dua sampai tiga jam perjalanan dari kapal mereka. Tak lama, mereka melihat kepulan asap dari Wahana Nilam.

Dari kesaksian seorang ABK, mereka melihat salah seorang perampas yang juga meminta bensin dan kemudian mengemudikan kapal untuk membawa mereka ke darat adalah ABK kapal Putri Nabila II. Ketika ditelusuri, data mengenai kapal ini lengkap baik pemilik maupun alamatnya di Kementerian Perhubungan.

‘’Jadi sebenarnya tidak sulit mengusutnya, asal ada kemauan dari pihak berwajib,’’ kata Muhid, diamini Hinca.

Muhid menambahkan, pihaknya juga mengumpulkan bukti lain, seperti postingan facebook dari seseorang yang mengisyaratkan rencana pembakaran tersebut.

‘’Ini tidak manusiawi. Dari kasus-kasus ini, tidak ada kapal yang terbakar menggunakan alat cantrang di lokasi kejadian. Dan para nelayan berada di jalur pulang dari tempat penangkapan menuju laut Jawa. Kapal Wahana Nilam IV, sengaja ditarik mendekati daratan, lalu dibakar karena mereka mencari pembenaran untuk Tindakan pembakaran,’’ tambah Muhid lagi.

Dalam kesempatan ini, Hinca berjanji akan memberikan atensi penuh dan mengawasi proses hukum.

‘’Kita akan ingatkan pihak berwajib agar masalah ini segera ditangani dengan baik. Sekali lagi, terutama untuk mencegah terjadinya konflik horizontal,’’ kata Hinca. (***)

Related posts

Leave a Reply