JAKARTA, Anggota Komisi VI DPR RI, Ir. H. Budi Sulistyono, mengingatkan pentingnya peran PT Pertamina (Persero) sebagai penopang utama perekonomian nasional. Hal itu ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat Komisi VI dengan Direktur Utama Pertamina dan jajaran subholding di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (11/9/2025).
Budi Sulistyono, yang akrab disapa Kanang, menilai upaya maksimalisasi sektor hulu serta penguatan fleksibilitas kilang menjadi kunci utama bagi keberlangsungan energi nasional.
“Kalau Pertamina tidak mampu mengelola amanah yang diberikan pemegang saham, negara juga bisa ikut terguncang,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, Kanang menyoroti capaian pendapatan Pertamina sebesar Rp672 triliun pada semester pertama 2025. Ia mempertanyakan apakah angka itu merupakan pendapatan bersih atau kotor.
“Kalau bersih, itu sangat luar biasa. Tetapi kalau masih kotor, berarti biaya operasionalnya bisa lebih besar. Mudah-mudahan masih ada sisa keuntungan yang signifikan,” kata mantan Bupati Ngawi tersebut.
Legislator dari PDI Perjuangan ini juga mengingatkan agar Pertamina belajar dari kasus oplosan bahan bakar yang muncul pada Februari lalu. Menurut dia, keberadaan Satgas Peningkatan Produksi dan Hilirisasi yang dipimpin Menteri ESDM harus mampu mencegah terulangnya praktik serupa.
“Kalau dijaga dengan baik oleh Pokja, Satgas, dan kementerian terkait, saya yakin tidak akan ada lagi permainan impor atau oplosan. Goodwill semua pihak harus menyatu untuk melindungi Pertamina,” ucapnya.
Selain itu, Kanang menekankan pentingnya memperkuat tata niaga distribusi energi, termasuk melalui kemitraan dengan Koperasi Merah Putih. Ia meminta agar pola kerja sama itu dirancang sebagai solusi yang adil bagi semua pihak.
“Harus win-win solution, jangan sampai ada yang dirugikan,” tuturnya.
Kanang menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa Pertamina harus tetap menjadi pilar ekonomi bangsa. “Pengalaman masa lalu, termasuk kasus oplosan, harus dijadikan dasar untuk melangkah ke depan. Pertamina adalah tulang punggung negara,” pungkasnya.