Juventus Menanggung Masalah Hukum dan Keuangan Gara-Gara Rekrut C Ronaldo

Cristiano Ronaldo saat tiba di J Medical Center of Juventus, di Turin, Italia, 26 Juli 2021. Pembelian Ronaldo jadi awal bencana Juventus saat ini sampai 15 anggota dewan direksi memutuskan berhenti. Foto: EPA-EFE/Alessandro Di Marco

Pembelian Cristiano Ronaldo dan gajinya yang besar telah merontokkan Juventus.

TURIN,  Masalah Juventus sepertinya masih akan terus berlanjut pada Selasa (27/12/2022), ketika para pemegang saham klub sepak bola terbesar Italia itu menyetujui serangkaian akun terbaru. Hal ini akan membawa malapetaka setelah pengunduran diri masal dewan direksi bulan lalu.

Read More

Seluruh dewan Juve berhenti karena penyelidikan oleh jaksa di Turin atas tuduhan pembukuan palsu, dan ketidakberesan dalam transfer, serta pinjaman pemain. 15 orang dan klub didakwa melakukan berbagai pelanggaran.

Kerugian direvisi untuk musim 2021/2022 menjadi sebesar 239,3 juta euro akan disahkan, yang mana ini menjadi pembukuan tahunan kelima berturut-turut berwarna merah. Juve terdaftar di pasar saham Italia, dan pada September lalu mengumumkan rekor kerugian 254 juta euro.

Angka itu direvisi menjadi lebih rendah untuk 2020/2021, lalu kemudian diubah lagi naik dari 209 juta euro menjadi 226 juta euro. Akun-akun tersebut dimodifikasi menyusul temuan regulator bursa saham CONSOB, auditor dan jaksa. Pertemuan telah dijadwalkan pada 23 November. Tapi kemudian diundur lebih dari sepakan, sebelum dewan mengumumkan keputusan untuk mundur.

Bos Juve Andrea Agnelli, termasuk di antara mereka yang mengundurkan diri, mengakhiri pemerintahan lama yang membawa sejumlah trofi. Agnelli juga tengah membangun kembali Juventus sebagai salah satu tim terbaik Eropa.

Namun, gelar Serie A sembilan kali beruntun Juve berakhir pada 2021, dan penampilan mereka di Eropa anjlok, setelah menghabiskan lebih dari 100 juta euro untuk merekrut Cristiano Ronaldo dari Real Madrid tiga tahun sebelumnya.

Kedatangan Ronaldo membuat pengeluaran gaji Bianconeri membengkak, ditambah pandemi Covid-19 yang menyebabkan dua peningkatan modal senilai 700 juta euro dari perusahaan induk Exor, yang juga dikendalikan oleh keluarga Agnelli. Dikutip dari Guardian, Senin (26/12/2022), Juve dituduh menggelembungkan nilai transfer secara artifisial.

Si Nyonya Tua juga disebut berbohong kepada pasar saham ketika mengumumkan akan menghemat 90 juta euro pada puncak pandemi, dengan menyerahkan gaji mereka untuk Maret, April, Mei dan Juni 2020. Jaksa mengatakan, klub secara pribadi meyakinkan para pemain bahwa mereka hanya perlu menyerahkan gaji satu bulan, menghemat hanya 22 juta euro, demikian laporan the Guardian.

Related posts

Leave a Reply