Jalan Menuju Proses Dari Cita-Cita Bangsa

Menurutnya dunia politik merupakan salah satu jalan untuk menuju proses dan bukan menuju tujuan akhir. Dengan masuk ke dunia politik, ia meyakini bisa terlibat langsung dalam proses mengantarkan bangsa ini menuju bangsa yang lebih baik.

Mungkin banyak yang menduga jika pria bernama Muhammad Farhan, yang selama ini dikenal sebagai presenter, cuma kebetulan masuk ke dalam dunia politik. “Perjalanan politik saya banyak dipengaruhi oleh ayah saya, karena beliau dulu pernah terjun ke dunia politik. Kemudian dari banyak perbincangan dengan paman saya, alm. Nasrudin Has, saya juga banyak mendapatkan cerita-cerita politik. Sehingga bisa dikatakan, pengetahuan dan ketertarikan saya terhadap politik dimulai dari usia remaja,” ungkapnya.

Read More

Farhan, sapaan akrabnya, di tahun 2004, ketika Agum Gumelar maju sebagai Cawapres mendampingi Hamzah Haz sebagai Capres dari Fraksi PPP, pria lulusan Universitas Padjadjaran ini sudah terlibat membantu Agum, walaupun kecil kontribusinya. Kemudian, dia juga sempat menjadi berperan dalam kampanye Susilo Bambang Yudhoyono walaupun tidak besar. Begitu juga ketika Joko Widodo berkampanye untuk menjadi calon presiden, lelaki kelahiran 25 Febuari 1970 ini kembali terlibat dalam kampanye tersebut. Persinggungannya dalam kampanye dan tokoh-tokoh politik nasional membuat keterlibatannya kian dalam di dunia politik nasional. 

Pada tahun 2009, sosok yang ramah ini diminta untuk mengelola klub sepakbola kebanggaan masyarakat Jawa barat, Persib Bandung. Ketika itu, klub sepakbola tidak boleh lagi disubsidi oleh Pemerintah Daerah. Sehingga klub sepakbola harus mencari uang sendiri untuk membiayai kebutuhannya selama satu musim kompetisi. Selain tantangan harus mencari uang untuk kebutuhan kompetisi, klub juga mendapatkan tantangan bertransisi dari klub yang didukung Pemda menjadi klub yang independen.

“Bukan rahasia lagi jika klub sepakbola yang masih disubsidi pemerintah daerah, tidak jarang dijadikan alat politik dan alat kampanye ketika ada pemilihan kepala daerah. Saya dan kawan-kawan di Persib saat itu melakukan depolitisasi untuk menghilangkan peran sepakbola sebagai alat politik,” tutur Farhan. Ia melanjutkan, untuk melakukan depolitisasi tersebut, dirinya bersentuhan langsung dengan dunia politik dan politisi. Sehingga muncul kesadaran dalam dirinya, jika ingin melakukan sesuatu, tidak cukup berada di luar sistem, tetapi harus masuk ke dalam sistem tersebut.

Hingga akhirnya di tahun 2013 dan 2014, Farhan diam-diam membantu Ridwan Kamil dalam pemilihan Walikota Bandung dan memiliki peran besar dalam tim kampanye. Pasca Ridwan Kamil terpilih menjadi Walikota Bandung, Farhan kemudian membantu kawan sejawatnya, Nico Siahaan, yang mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI sekaligus menjadi Joko Widodo dalam kampanye pemilihan presiden di tahun 2014. “Dari pengalaman tersebut, saya banyak belajar tentang apa itu politik, partai politik serta dasar-dasar ideologi partai politik,” jelas Farhan.

Setelah mendapat restu dari sang istri dan dukungan dari orang tua, Farhan kian yakin bahwa dunia politik menjadi jalan untuk perjuangannya.

Related posts

Leave a Reply