JAKARTA, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) membantah kabar yang menyebut telah terjadi penangkapan terhadap sejumlah anggota intelijen pasukan loreng selama aksi demonstrasi besar-besaran yang berlangsung selama sepekan terakhir. Mabes TNI juga menepis tudingan yang menyebut anggotanya menjadi provokator hingga menyebabkan aksi berubah menjadi kerusuhan.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigadir Jenderal Freddy Ardianzah, menegaskan bahwa informasi tersebut merupakan hoaks yang merugikan dan menyudutkan institusi TNI.
“Jangan sampai framing negatif jadi lebih kuat dari yang kami kerjakan. Kami meluruskan beberapa hal yang kami anggap hoaks,” kata Freddy dalam konferensi pers, Jumat (5/9/2025).
Freddy mengakui bahwa sejumlah anggota intelijen TNI memang berada di sekitar lokasi demonstrasi. Namun, kehadiran mereka adalah bagian dari tugas pengumpulan data situasional demi keamanan nasional, bukan untuk memprovokasi atau melakukan tindakan melanggar hukum.
Klarifikasi TNI atas 5 Isu Viral yang Beredar di Media Sosial
Berikut ini adalah lima isu yang diklarifikasi oleh Mabes TNI, yang sebelumnya viral dan menimbulkan opini negatif di tengah masyarakat:
1. Penangkapan Anggota BAIS TNI di Slipi, Jakarta
Konten:
Beredar foto yang menunjukkan seolah seorang anggota BAIS ditangkap polisi saat aksi demo di kawasan Slipi.
Fakta:
Empat anggota BAIS berada di sekitar aksi sebagai bagian dari tugas pemantauan. Salah satu dari mereka, Mayor SS, sempat dibawa oleh Brimob untuk dimintai keterangan. Setelah menunjukkan identitas dan surat tugas, Mayor SS dibebaskan. Insiden itu terekam dan viral, namun dipelintir seolah-olah terjadi penangkapan oleh Polri.
2. Penangkapan Prajurit TNI di Sumatra Selatan
Konten:
Video memperlihatkan seorang berpakaian sipil dipiting oleh Brimob, lalu diketahui sebagai anggota TNI.
Fakta:
Pratu Handika Nofaldo sedang berada di lokasi untuk mengisi BBM saat bentrok terjadi di SPBU. Ia dibawa oleh Brimob karena salah paham. Dansat Brimob Sumsel akhirnya meminta maaf kepada TNI atas tindakan yang berlebihan.
3. Tuduhan TNI Jadi Provokator Demo di Sumatra Utara
Konten:
Beberapa pria berpenampilan “militer” dituding sebagai provokator di DPRD Sumut.
Fakta:
Polisi menangkap Fajri, pria berusia 26 tahun yang ternyata bukan anggota TNI. Ia adalah warga sipil yang bekerja sebagai sopir angkutan. Tuduhan kepada TNI tidak berdasar dan telah dibantah oleh kepolisian.
4. Penangkapan Diduga Anggota TNI di Ternate
Konten:
Seorang pemuda ditangkap saat demo di Ternate disebut sebagai anggota TNI.
Fakta:
Pemuda bernama Paskal Mamanke telah diperiksa oleh Polres Ternate dan dinyatakan bukan anggota TNI. Tidak ada keterlibatan personel militer dalam peristiwa tersebut.
5. Video Pengakuan Penyerang Mako Brimob Cikeas
Konten:
Seorang pria mengaku menyerang Mako Brimob atas perintah anak anggota TNI.
Fakta:
Polres Bogor menangkap pelaku berinisial M yang mengaku terlibat dalam rencana penyerangan. Namun, hasil penyelidikan membuktikan pengakuannya hanya karangan untuk menghindari proses hukum. Tidak ada keterlibatan TNI atau keluarga TNI dalam kasus ini.
Brigjen Freddy menyatakan, penyebaran konten hoaks yang mengaitkan TNI dengan tindakan provokatif dalam aksi unjuk rasa dapat merusak semangat dan kehormatan prajurit yang sedang menjalankan tugas negara.
“Kami ada untuk menjaga stabilitas, bukan menyulut konflik. Jangan karena narasi liar, lalu mengorbankan citra institusi,” tegasnya.
Pusat Penerangan TNI mengimbau masyarakat untuk lebih cermat dan tidak mudah mempercayai informasi yang belum terverifikasi, terutama yang bersumber dari media sosial.
“Cek fakta sebelum menyebar. TNI terbuka terhadap pengawasan, tapi bukan terhadap fitnah,” tutup Freddy.