Indonesia Peringkat Keempat Dunia dalam Kasus Pornografi Anak, Menkomdigi Tekankan Perlindungan Digital

Foto: instagram

JAKARTA, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa Indonesia menempati peringkat keempat dunia dalam kasus pornografi anak. Pernyataan ini menjadi sorotan serius bagi pemerintah dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman bagi anak-anak dan masyarakat luas.

“Untuk pornografi anak, kita termasuk salah satu negara dengan kasus tertinggi, yaitu peringkat keempat di dunia,” kata Meutya, dalam keterangannya yang dikutip dari YouTube IDN Times, Minggu (16/2/2025). “Ini menjadi perhatian kita bersama, baik pemerintah, maupun masyarakat,” lanjutnya.

Read More

Menkomdigi menegaskan bahwa digitalisasi membawa tantangan besar, salah satunya terkait dengan penyebaran misinformasi dan disinformasi. Hal ini semakin memperburuk kondisi ruang digital yang tidak aman, terutama bagi anak-anak dan perempuan. Oleh karena itu, Meutya berharap agar masyarakat, khususnya perempuan, dapat lebih aktif dalam menyaring informasi agar berita yang sampai ke publik adalah yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk menciptakan ruang digital yang aman dan inklusif bagi perempuan dan anak-anak, Meutya menegaskan bahwa pemerintah tengah menyusun kebijakan perlindungan yang lebih komprehensif. Salah satu kebijakan tersebut adalah penyusunan pedoman pemberitaan yang ramah anak dan perempuan. Pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) serta Dewan Pers untuk memastikan pedoman ini dapat diikuti oleh semua pihak, mulai dari pemerintah, industri teknologi, hingga masyarakat dan komunitas.

“Pedoman ini menjadi komitmen bersama untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman,” ujarnya.

Selain itu, Menkomdigi juga menyentuh perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang saat ini menjadi perdebatan global. Meutya baru-baru ini menghadiri AI Action Summit di Paris dan bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk membahas peran AI dalam berbagai sektor. “Saat ini, negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China bersaing untuk menjadi pemimpin AI,” jelasnya.

Meutya juga menyoroti potensi Indonesia dalam mengadopsi teknologi ini secara bijak, terutama bagi negara-negara ekonomi berkembang seperti Indonesia. “Indonesia memiliki peluang besar untuk mengadopsi AI secara bijak, agar teknologi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, termasuk dalam bidang jurnalistik,” katanya.

Sebagai bagian dari langkah tersebut, Menkomdigi menegaskan bahwa Indonesia sedang merumuskan etika penggunaan AI, termasuk dalam sektor jurnalistik. “Orientasi kita bukan hanya pada teknologi AI-nya, tapi bagaimana masyarakat bisa diuntungkan, terutama dalam hal aksesibilitas informasi dan kualitas berita yang lebih baik,” tegas Meutya.

Pemerintah Indonesia juga tengah merumuskan pedoman etika terkait penggunaan AI dalam bidang jurnalistik, untuk memastikan bahwa teknologi ini sesuai dengan norma-norma yang berlaku di negara Indonesia.

Related posts

Leave a Reply