Hengkang Dari Koalisi Prabowo, PAN Nilai Cak Imin Tak Perlu Cari Alasan

Foto: dpr

JAKARTA, Bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyampaikan alasan keluar dari koalisi pendukung Prabowo Subianto karena soal penetapan cawapres. PAN sebagai bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) menyatakan sampai saat ini belum ada keputusan mengenai cawapres dari Prabowo.

“Kita menghormati alasan Cak Imin keluar KIM. Soal cawapres, KIM memang belum memutuskan. Belum ada pembicaraan antara ketua-ketua umum koalisi. Semua ketua umum dipastikan belum ada yang mendapat informasi terkait cawapres,” kata Ketua DPP PAN Saleh P Daulay.

Read More

“Itu yang mau dibicarakan. Tetapi belum sempat dibicarakan, Cak Imin sudah keburu keluar. Dari mana Cak Imin tahu bahwa dia sudah pasti tidak jadi cawapres?” katanya.

Ketua Fraksi PAN di DPR RI itu menyebut urusan cawapres dari perlu dibahas semua anggota koalisi. Dia menyebut Cak Imin hengkang dari koalisi pendukung Prabowo lantaran khawatir dengan calon yang diusung PAN dan Golkar.

“Tentu saja perlu diskusi dan rapat serius antar Ketua Umum. Nah, itu belum dilakukan, Cak Imin sudah keluar. Itu yang saya sebut, Cak Imin khawatir dengan calon-calon yang diusung Golkar dan PAN,” ujar Saleh.

Saleh menilai alasan Cak Imin soal kejelasan posisi Cawapres keliru. Sebab sampai saat ini belum ada kesepakatan soal Cawapres.

“Kalau belum bicara, lalu keluar. Apa tepat jika disebut alasannya karena posisi tidak jelas sebagai cawapres. Sementara, sampai sekarang cawapres belum ditunjuk. Belum ditetapkan,” katanya.

Saleh pun menyebut tak pernah mempermasalahkan keputusan Cak Imin keluar dari KIM. KIM disebut tak pernah bicarayang aneh-aneh usai Cak Imin pergi.

“Cak Imin sebetulnya tidak perlu mencari alasan mengapa ia keluar dari KIM. Sebab, partai-partai di KIM tidak pernah mempersoalkan. Semua tenang dan damai saja. Di publik pun, KIM tidak pernah bicara aneh-aneh. Melepas dengan penuh kerelaan dan keikhlasan,” katanya.

Cerita Cak Imin

Cak Imin sebelumnya menceritakan soal perubahan nama koalisi pendukung Prabowo itu. Menurutnya perubahan itu tanpa mengajak bicara PKB terlebih dahulu.

“Di situ kesimpulannya bahwa akhirnya koalisi khusus bersama Prabowo-Muhaimin bisa dikatakan berakhir,” kata Cak Imin dalam acara silaturahmi bersama Kiai dan Bu Nyai se-Jawa Tengah Bagian Barat di Popes Al-Aqobah Tebuireng, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023).

“Bahkan saya feeling aja ketemu salah satu ketua umum yang ada, saya bilang ini kayaknya tanda-tandanya yang akan dijadikan Wapres Pak Prabowo ini bukan Ketua Umum PKB ini, nggak jelas posisinya,” sambung Cak Imin.

Wakil Ketua DPR RI itu menyinggung soal awal mula kerjasama Gerindra dengan PKB. Menurut Cak Imin, saat itu mereka sama-sama saling membutuhkan terkait dengan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential threshold.

“Pak Prabowo butuh calon wakil presiden, kita butuh calon presiden, saling melengkapi. Tapi ternyata setelah ada banyak partai yang bergabung, kemudian terlihat ada perubahan yang saling mengisi menjadi berubah, dan itu nampaknya takdir,” ucapnya.

Related posts

Leave a Reply