Harga Beras Melambung, KSP Soroti Lonjakan hingga 40% di Papua dan Maluku

Ilustrasi beras. Foto: Kementan

JAKARTA, Kantor Staf Presiden (KSP) menyoroti lonjakan harga beras yang semakin mengkhawatirkan di berbagai wilayah Indonesia. Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian dan Pangan, Edy Priyono, mengungkapkan bahwa harga beras saat ini telah melampaui harga eceran tertinggi (HET) secara signifikan, terutama di zona 3 yang mencakup Maluku dan Papua.

“Di zona 3, Maluku-Papua, harga beras tercatat melampaui HET hingga 40%. Ini patut menjadi perhatian serius,” ujar Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Read More

Selain zona 3, Edy juga menyebutkan bahwa disparitas harga beras masih tinggi di zona 1 dan 2. Zona 1 mencakup wilayah barat Indonesia dengan selisih sekitar 14% dari HET, sedangkan zona 2 yang meliputi wilayah tengah mencatat selisih sekitar 13%.

Edy mengungkapkan bahwa harga beras tertinggi sebagian besar berada di zona 3, di mana harga jual mencapai Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Namun, lonjakan harga tidak hanya terjadi di wilayah timur Indonesia.

“Kami juga meminta perhatian khusus untuk Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Meskipun berada di zona 2, harga beras di daerah tersebut hampir menyentuh Rp20.000 per kilogram. Ini cukup janggal karena wilayah sekitarnya tidak mengalami lonjakan serupa,” jelasnya.

Dalam upaya menekan harga beras dan menstabilkan pasokan, pemerintah terus mendorong penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijalankan oleh Bulog atas penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Namun, Edy mengakui bahwa realisasi penyaluran masih belum maksimal.

“Sampai minggu lalu, laporan dari Badan Pangan menunjukkan realisasi SPHP masih rendah. Jika ada kendala, akan kami bahas dalam rapat khusus untuk mencari solusi percepatan,” katanya.

Ia menambahkan bahwa koordinasi akan terus ditingkatkan melalui rapat mingguan daring antarinstansi guna mempercepat distribusi beras SPHP ke seluruh wilayah.

Kenaikan harga beras ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong potensi inflasi pada Agustus 2025. Aktivitas di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, menunjukkan harga beras masih bertahan tinggi meski pasokan terus diupayakan.

Pemerintah kini berpacu dengan waktu untuk mengendalikan inflasi pangan melalui intervensi distribusi dan bantuan pangan. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan menanti langkah-langkah lanjutan dari pemerintah.

Related posts

Leave a Reply