KUTACANE, Seminar Nasional yang bertajuk Pembangunan Demokrasi Untuk Kesejahteraan di selenggarakan oleh Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA-GMNI) Aceh Tenggara, Panwaslih Aceh Tengara dan Universitas Gunung Leuser Aceh dengan mengahdirkan Budiman Sudjatmiko dan Fahrul Rizha Yusuf sebagai narasumber.
Budiman dalam penyampaiannya menyebutkan, tantangan bagi pemuda diera saat ini bukan lagi soal demokrasi yang keblablasan, akan tetapi juga tantangan bangsa bagaimana mengelola perkembangan dan kemajuan tekhnologi yang tumbuh pesat saaat ini. Bagaimana tidak, menurutnya kemajuan tehknologi, secara global Pandemi Covid-19 dan danpak perang Rusia dan Ukraina saat ini memkasa dunia untuk merubah situasi begitu cepat, perkembangan ekonomi hampir semuanya berbasis tekhnolgi. “Oleh karenya pemuda itu harus mampu mengelola kemajuan dan perkembangan tekhnologi untuk kemajuan dan kemandirian kehidupan berdemokrasi dimasa yang akan datang, maka dari itu apapun kuliah mu, apapun pendidikan mu dan apapun sekolah mu, jadilah manusia-manusia inovator tekhnologi” tutup Budiman.
Sementara itu Fahrul Rizha Yusuf dalam kesempatannya mengatakan, terdapat korelasi erat antara pembangunan demokrasi dengan kesejahteraan. pemilu akan dimulai sejak juni 2022 dan puncaknya pada tahun 2024 yang tentu menghasilkan para pemimpin rakyat yang selanjutnya menentukan konsepsi arah program pembangunan. Oleh karena itu diperlukan pemimpin yang mempunyai kualitas visi dan misi.
Konsolidasi demokrasi ini membutuhkan gagasan inovasi, imajinasi dan kreatifitas bersama untuk untuk menggapai Aceh yang lebih baik dan menggapai indonesia maju.
proses demokrasi kepemiluan harus dikawal pleh seluruh komponen bangsa. Iklim berdemokrasi harus mampu ditunjukkan dalam suasana kebatinan kedewasaan berpilitik untuk membangun perdaban negeri.
Bawaslu terus mempersiapkan diri dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang, salah satunya dengan membangun sinergitas dan memperkuat semua elemen masyarakat, pemuda dan mahasiswa dalam melibatkan diri mengawal pesta demokrasi.
“tentunya harapan kita pemilu itu nanti akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas, oleh karenanya masyarakat juga patut menjaga iklim demorkasi yang berlangsung nanti dengan cara tidak ikut menyebarkan hoax, tidak ikut melibatkan diri dalam money politik, dan tidak ikut menyebarkan ujaran kebencian serta Sara. Pemuda harus mengambil peran dalam mengawal pesta demokrasi itu sendiri” tandas komisioner Panwaslih Aceh itu.
Sementara itu Hendra Muhada Ketua Panwaslih Aceh Tenggara saat dimintai tanggapannya terkait kegiatan tersebut menyebutkan dirinya sangat mendukung kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan oleh GMNI tersebut, “Bawaslu sebagai lembaga yang mengawal proses demokrasi ikut mendukung upaya-upaya masyarakat dalam memajukan demokrasi dinegeri ini untuk masa depan yang lebih baik” tutupnya.