JAKARTA, Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) mengumumkan kemitraan baru untuk membantu negara-negara mengadopsi teknologi yang hemat biaya untuk menghasilkan statistik pertanian.
Dalam keterangan tertulis FAO yang diterima di Jakarta, Selasa, Organisasi tersebut menjalin kerja sama dengan Asian Development bank (ADB) dan meluncurkan kursus berbasis daring terbuka pada tahun 2019 lalu.
Selain itu, diluncurkan pula buku pegangan atau hand book tentang penggunaan pengumpulan data berbasis tablet menggunakan Wawancara Pribadi dengan bantuan komputer. Hand Book tersebut diluncurkan pada pertemuan Komisi Statistik Pertanian Asia Pasifik (Session of the Asia and Pacific Commission on Agricultural Statistics/APCAS) di Bali, yang dimulai pada 10 Februari 2020.
Menurut Ahli Statistik Regional FAO dan Sekretaris Komisi, Sangita Dubey, teknologi sumber data baru dalam kerja sama tersebut adalah bagian dari Big Data, karena kini ratusan ribu hingga jutaan kuesioner dalam bentuk kertas dapat diganti dengan kurang dari beberapa ribu perangkat digital. Alternatif berbasis daring dapat menghemat waktu, biaya, transportasi dan menyelamatkan pepohonan yang merupakan asal dari pembuatan kertas.
“Bermitra dengan sektor swasta memungkinkan kami untuk berinovasi, dan merupakan pengubah permainan dalam cara pemerintah menghasilkan statistik resmi,” kata Dubey.
Selain itu, FAO juga mengumumkan kemitraan dengan ADB dan Institut Teknologi Asia untuk membantu negara-negara menggunakan data satelit guna menghasilkan statistic pertanian. Ketiga Lembaga tersebut akan menjadi tuan rumah pertemuan tiga pakar data tentang kerja sama itu.
“Kami akan membahas ini selama APCAS, dan pembahasan secara lebih rinci akan dilakukan dalam pertemuan kelompok tiga ahli pada hari berikutnya,” katanya.
Dia juga menjelaskan beberapa perusahaan swasta akan bergabung dalam pertemuan kelompok pakar guna mengeksplorasi langkah-langkah untuk kerja sama yang lebih efektif dengan tujuan menggunakan statistik resmi untuk mengeksploitasi sumber data real-timeyang bersifat non-tradisional.
Sesi APCAS yang berlangsung di Bali juga akan meninjau pendekatan baru lainnya untuk mengembangkan dan mengintegrasikan sistem Sensus Pertanian dan Survei, meningkatkan jaminan kualitas data, menghasilkan dan berbagi data mikro yang dilindungi privasi, dan menyediakan statistik tanaman, ternak dan perikanan dengan biaya yang efektif. (ant)