DPP GMNI: Naikkan Cukai Rokok, Pemerintah Tekan Ekonomi Rakyat Kecil

JAKARTA, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati resmi akan menaikkan cukai hasil tembakau dengan rata-rata mencapai 21,55% mulai Januari 2020. Sri Mulyani memaparkan, kenaikan cukai rokok ini berdasarkan tiga pertimbangan, yakni untuk mengurangi konsumsi, mengatur industrinya, dan meningkatkan penerimaan negara.

Namun menurut Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino, kenaikan cukai rokok justru berdampak sistemik, baik terhadap inflasi, volume produksi industri rokok hingga berdampak pada kehidupan petani tembakau.

Read More

“Tujuannya memang mengurangi konsumsi. Karena asumsinya rokok membahayakan kesehatan. Tapi bisa berdampak pada inflasi”, tutur Arjuna

Menurut data BPS Oktober 2019 saja pada kelompok makanan jadi dan rokok serta produk tembakau lainnya, rokok kretek filter memberi sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Adapun di kelompok tersebut kenaikan harga atau inflasi tercatat sebesar 0,28 persen.

Selain itu, menurut Arjuna kenaikan cukai rokok juga berdampak pada pengurangan volume produksi industri rokok, yang kemudian juga berdampak pada pengurangan jumlah tenaga kerja.

“Tingginya cukai bisa membuat kinerja industri rokok terus menyusut. Bukan tidak mungkin perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah karyawannya demi mengurangi beban biaya di tengah permintaan yang terus merosot”, tambah Arjuna

Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) mencatat sekitar 4.100 pabrik rokok kecil dan menengah gulung tikar dalam lima tahun terakhir akibat kebijakan pemerintah yang kurang berpihak. Lebih dari 100 ribu pekerja yang terkait dengan produksi rokok dilaporkan Gappri kehilangan pekerjaan dalam kurun waktu tersebut.

Yang lebih dirugikan menurut Arjuna adalah petani tembakau. Dengan lesunya industri rokok maka penyerapan tembakau dan cengkeh dari petani juga akan menurun. Tentu ini merugikan petani. Pembelian dan harga tembakau serta cengkeh ditingkat petani akan menurun.

“Permintaan tembakau dan cengkeh dari petani juga ikut menurun. Lantas, bagaimana nasib petani cengkeh dan tembakau? Tentu ini bisa meningkatkan angka kemiskinan, jika petani dirugikan”, kata Arjuna

Maka menurut Arjuna, kebijakan menaikkan cukai rokok perlu dipertimbangkan ulang. Mengingat dampak dari kebijakan ini sangat sistemik, terutama menekan ekonomi rakyat kecil.

“Rakyat kecil yang dirugikan. Mulai dari petani, buruh pabrik hingga pedagang eceran. Semua bakal terkena dampak negatifnya. Maka perlu dikaji ulang. Kebijakan pemerintah harus melihat masalah secara holistik. Jangan hanya melihat satu sisi saja dan termakan dengan propaganda industri farmasi,” tutup Arjuna.

Related posts

Leave a Reply