Greenback atau dolar AS mencapai tertinggi lebih dari dua tahun terhadap euro pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor memasukkan lebih banyak uang ke pasar saham Amerika Serikat di tengah meningkatnya optimisme bahwa virus corona akan teratasi.
China melaporkan pada Rabu (12/2/2020) jumlah terendah kasus virus corona baru dalam dua minggu, memperkuat perkiraan oleh penasihat medis senior Beijing untuk wabah di negara itu berakhir pada April 2020. Meski begitu, kekhawatiran penyebaran internasional lebih lanjut tetap ada.
“Pasar cukup yakin bahwa China akan dapat mengendalikan virus, meskipun mungkin perlu waktu,” kata Steve Englander, kepala penelitian global valas G10 di Standard Chartered di New York. “Fakta bahwa itu sepertinya tidak mematikan di luar China adalah sesuatu yang menenangkan pasar.”
S&P 500 dan Dow Jones Industrials mencapai tertinggi sepanjang masa pada Rabu (12/2/2020).
Investor juga tumbuh lebih nyaman dengan risiko di tengah pandangan bahwa bank-bank sentral kemungkinan akan menyediakan peningkatan akomodasi jika virus corona membahayakan ekonomi global.
Pada Selasa (11/2/2020), Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kepada Kongres bahwa ekonomi AS berada di tempat yang baik, bahkan ketika ia mengutip ancaman potensial dari virus coron di China dan beberapa kekhawatiran jangka panjang.
Dolar naik 0,26 persen terhadap yen Jepang menjadi 110,06 yen. Euro melemah 0,41 persen terhadap greenback menjadi 1,0869 dolar, level terendah sejak Mei 2017.
Greenback telah menguat terhadap euro karena data ekonomi menunjukkan prospek ekonomi yang lebih cerah untuk Amerika Serikat daripada untuk zona euro.
“Data ekonomi AS masih lebih unggul dari ekonomi lain dan kesenjangan pertumbuhan dengan seluruh dunia tetap besar,” kata Ugo Lancioni, manajer portofolio Neuberger Berman Macro Opportunities FX Fund.
Ketidakpastian politik di Jerman merupakan hambatan tambahan untuk mata uang tunggal.
Annegret Kramp-Karrenbauer, pemimpin Demokrat Kristen (CDU) Kanselir Angela Merkel, pada Senin (10/2/2020) menegaskan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri sebagai kanselir dalam pemilihan federal tahun depan, tetapi mengatakan ia akan tetap menjadi ketua partai sampai calon lain ditemukan.
Dolar Selandia Baru melonjak ke tertinggi satu minggu setelah bank sentral menghapus kemungkinan penurunan suku bunga dari proyeksinya ke depan. (ant)