Garut, Dinas Pendidikan Jawa Barat bakal memberikan sanksi kepada sekolah yang melakukan peloncoan kepada siswa baru, baik itu ditingkat Sekolah Menegah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan ketika masa pengenalan di lingkungan sekolah.
“Jangan ada perpeloncoan, kalau ada akan ada sanksinya,” kata Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jabar Wilayah XI Asep Sudarsono usai pembukaan MPLS di SMKN Garut, Senin (15/7).
Terlebih, perpeloncoan itu tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan sifatnya tidak mendidik dalam membangun karakter siswa.
Dia melanjutkan, termasuk di wilayah KCD Wilayah X, telah menginstruksikan ke seluruh sekolah tingkat SMA/SMK negeri maupun swasta untuk tidak melakukan kegiatan yang mengarah pada perpeloncoan.
Salah satunya, panitia atau senior siswa tidak boleh melakukan tindak kekerasan terhadap siswa, bahkan dilarang memberikan tugas yang tidak realistis, seperti membawa beras atau kacang hijau ribuan biji.
“Memberi tugasnya harus realistis, terus jangan lagi pakai kaos kaki beda warna, apalagi sampai pakai pita yang banyak atau tali rafia untuk sabuk,” katanya.
Jika masih ada sekolah yang melakukan kegiatan tersebut, kata dia, siswa maupun orang tua siswa dipersilakan melapor, untuk selanjutnya dari Disdik Jabar akan melakukan tindakan tegas.
“Lapor ke kami kalau masih ada, nanti kami akan memberikan tindakan,” katanya.
Kegiatan MPLS tersebut tidak boleh dijadikan momentum balas dendam dari senior kepada siswa junior atau yang baru masuk.
Menurut dia, kegiatan MPLS harus mengedepankan pembentukan karakter yang memberikan manfaat buat siswa baru, seperti disiplin dan menambah wawasan pengetahuan tentang sekolah maupun dunia pendidikan tingkat SMA/SMK.
“Jangan lagi dijadikan ajang balas dendam. Tujuan MPLS ini untuk mengenalkan lingkungan sekolah baru, dan membentuk karakter siswa yang disiplin,” ujar dia.
Sementara, Kepala SMKN 1 Garut Dadang Djohar menambahkan, sekolahnya tidak memberlakukan kegiatan yang sifatnya perpeloncoan karena semua kegiatan dilakukan untuk mendidik dan pembentukan karakter.
“Siswa juga tidak disuruh bawa tugas yang aneh-aneh, sekarang sifatnya lebih ke yang terkini, milenial, dan mendidik,” katanya.
Selama tiga hari para siswa baru akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah, guru dan berbagai keunggulan lainnya yang ada di SMKN 1 Garut.
“Sekarang ini mereka dikenalkan tentang hal berbeda yang dulu di SMP lebih umum belajarnya, sekarang di SMK berbeda belajarnya,” katanya. (Ant/Wis)