BAKN DPR: Olahan menu MBG tak bisa sesuaikan selera tiap individu

foto : fraksidemokrat

JAKARTA, Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Herman Khaeron mengatakan bahwa olahan menu makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak bisa menyesuaikan selera tiap-tiap individu.

“Mungkin nanti penyesuaian selera, selera umum, karena tidak bisa menyesuaikan kepada selera masing-masing pribadi gitu ya,” kata Hero, sapaan karibnya, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.

Read More

Hal tersebut disampaikannya merespons ulasan-ulasan para penerima manfaat program MBG terhadap rasa dari menu yang dibagikan dalam paket makanan bergizi.

“Memang kan ini kan menunya menjadi seragam, bisa jadi bahwa ada perbedaan selera dari masing-masing individu sehingga kalau ditanya individu pasti ada perbedaan,” ucapnya.

Dia menyebut program MBG yang baru dimulai perdana sejak Senin (6/1) memerlukan proses dan tahapan hingga perlahan mampu mencapai target yang disasar dan harapkan.

“Ini masalah proses, masalah proses ke depan akan ditemukan mana selera yang pas menu yang tepat, kemudian moving ataupun pergerakan dari dapur kepada masing-masing penerima makan bergizi gratis juga nanti bisa lebih tepat waktu,” tuturnya.

Dia juga mengajak semua pihak mendukung suksesnya pelaksanaan program MBG agar program tersebut mencapai apa yang menjadi harapan bersama.

“Yang terpenting sekarang justru bagaimana kita mendukung seluruhnya, seluruh instrumen masyarakat mendukung terhadap pelaksanaan program ini supaya betul-betul sukses dan kemudian tahapannya menuju kepada tujuan dan harapan tadi betul-betul bisa kita capai,” kata dia.

Diketahui, Program Makan Bergizi Gratis merupakan program prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang resmi diberlakukan di sekolah-sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia pada Senin (6/1).

Terdapat sekitar 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang beroperasi untuk menyediakan makanan bergizi buat anak-anak sekolah dan ibu hamil pada saat program ini dilaksanakan pertama kali

Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap hari secara bertahap hingga 937 titik pada akhir bulan Januari 2025, dan setidaknya akan menjangkau tiga juta penerima manfaat.

Hingga akhir tahun 2025, diharapkan jumlah penerima manfaat mencapai hingga 15 juta sasaran. Pada 2029, program tersebut ditargetkan mencakup 82,9 juta penerima manfaat.

Related posts

Leave a Reply