Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyatakan ucapan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal rencana menarik wisatawan mancanegara (Wisman) dari China, Korea Selatan dan Jepang ke Indonesia adalah setelah pandemi COVID-19 berakhir.
“Saya kebetulan belum sempat bicara dengan Menko Luhut berkaitan mengenai hal ini, tapi menurut saya dan saya juga meyakini maksudnya mungkin setelah pandemi ini berakhir, tidak mungkin kalau pandemi berjalan, kan orang juga ‘gak’ bisa ke mana-mana, ‘simple’ saja,” kata Wishnutama di kantornya di Jakarta, Kamis.
Wishnutama menyampaikan hal tersebut seusai mengikuti rapat terbatas dengan tema “Mitigasi Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” melalui “video conference” yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengayakan pemerintah akan segera membangkitkan sektor pariwisata, termasuk perhotelan.
“Pariwisata memang menjadi perhatian serius kita, tetapi kita perlu lihat juga ini sekarang. Kalau China ini recovery cepat, dan sekarang sudah mulai nih. Korea Selatan dan Jepang dalam satu atau dua bulan ini, berarti turis mereka sudah ingin keluar tuh karena stres berbulan-bulan,” kata Luhut.
Menurut Luhut, Bali merupakan salah satu daerah yang mulai digenjot kawasannya untuk menarik pengunjung wisatawan asing, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan yang mulai pulih dari kondisi pandemi COVID-19.
“Mungkin maksud Pak Luhut setelah pandemi selesai. Tapi pekerja pariwisata ini kan banyak yang terkena, ada 13 juta pekerja pariwisata langsung dan pekerja tidak langsung turunannya juga banyak jadi presiden sangat concern terhadap teman-teman pariwisata dan ekonomi kreatif yang sekarang ini terhambat pekerjaannya seperti pekerja film, nari, banyak banget yang harus kita pikirkan,” tambah Wishnutama.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan pendataan pekerja seni yang terdampak COVID-19. Mereka yang didata adalah pekerja seni yang biasanya memiliki penghasilan di bawah Rp10 juta per bulan (sebelum ada wabah COVID-19), tidak punya pekerjaan lain selain berkesenian, sudah berkeluarga, dan belum mendapat bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau bantuan sosial (bansos) lainnya.
Selain itu, Wishunutama mengatakan pekerja pariwisata yang terdampak COVID-19 juga dapat mengikuti program Kartu Pra Kerja.
“Berkaitan dengan kartu Pra Kerja yang bisa kita pakai untuk membantu teman-teman di sektor pariwisata, yang terpenting yang berkaitan dengan seni di ratas minggu lalu Presiden mengarahkan ke Kemensos ini sifatnya bantuan tunai yang sifatnya langsung tapi nilai uangnya sama,” ungkap Wishnutama.
Sebagaimana diketahui, peserta yang terpilih mendapatkan Kartu Pra Kerja akan mendapat total bantuan sebesar Rp3,55 juta per orang. Rinciannya, Rp 1 juta untuk pelatihan dan uang saku per bulan Rp 600.000 selama empat bulan. Sisanya, Rp 150.000 dialokasikan untuk survei kerja yang dibayarkan langsung ke lembaga pelatihan.
Nantinya, peserta akan mendapat beragam pelatihan dan yang diberikan secara bertahap. Pelatihan yang diberikan beragam, seperti pembukuan, memasak, cara mengelola utang, mendapatkan kredit, berjualan online, teknik berbicara di depan umum, hingga barista
Total anggaran kartu Pra Kerja adalah Rp20 triliun untuk 5,6 juta penerima manfaat.
“Ini bekerja sama dengan Kementerian Sosial kami akan berkoordinasi dengan tim akan melakukan ini,” tambah Wishnutama.
Menurut dokumen presentasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kepada Komisi X DPR pada 6 April lalu melalui rapat teleconference, 34 provinsi telah menutup destinasi wisatanya sejak pertengahan Maret.
Sejumlah maskapai pun membatasi penerbangannya, seperti Lion Air yang telah memangkas rute perjalanan dari Denpasar, Manado, Surabaya, Jakarta, dan Batam ke Tiongkok pada 26 Maret. Bahkan Air Asia menutup semua rute penerbangan domestiknya sampai Juni 2020.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 April menyatakan, kunjungan wisatawan mancanegara melalui jalur udara menurun dari 838.978 orang pada Desember 2019 menjadi 796.934 pada Januari 2020. Merosot lagi menjadi 558.892 pada Februari.
Bali tercatat menutup semua tempat wisata dan hiburan demi mencegah penyebaran virus bernama resmi Covid-19. Keputusan ini berdasarkan Surat Edaran Pemprov Bali per 20 Maret. Delapan Pemerintah Kabupaten atau Kota di Bali telah lebih dulu menutup destinasi wisatanya mulai 18 Maret.
Larangan negara-negara dunia kepada penduduknya untuk melakukan perjalanan juga membuat pariwisata di Bali merosot. Penurunan mulai dirasakan mulai Februari.