JAKARTA, Pemerintah Indonesia perlu menerapkan upaya lebih besar lagi untuk menekan angka stunting atau kekerdilan, yang tingkat prevalensinya di akhir 2019 mencapai 27,6 persen, sehingga dapat mencapai standar target dunia sebesar maksimal 20 persen, kata Perwakilan Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) Christa Rader di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin.
“Jika semua upaya dilakukan dan pesan dari Pemerintah pusat sampai kepada masyarakat, maka akan ada kesempatan yang baik untuk Indonesia menurunkan angka stunting. Indonesia perlu dorongan tambahan untuk itu,” kata Christa usai menemui Wapres Ma’ruf Amin di Jakarta, Senin.
WFP menghargai upaya Pemerintah Indonesia dalam menurunkan angka kekerdilan pada anak yang pernah mencapai 36,4 persen pada 2017 dan berhasil ditekan hingga 27,6 persen di 2019.
“Indonesia sudah berhasil menurunkan dari lebih dari 30 persen menjadi sekarang 27 persen. Namun semakin sedikit angka yang bisa didapat, tentu semakin menantang upaya untuk mencapai target itu,” tambahnya.
Dalam pertemuannya dengan Wapres Ma’ruf Amin, Christa mengatakan WFP menawarkan dukungan kepada Pemerintah Indonesia dalam mencapai kesejahteraan masyarakat lewat pangan.
Dukungan WFP tersebut diberikan untuk tiga bidang yaitu kesiapsiagaan Pemerintah dalam menghadapi masa tanggap darurat, pengurangan angka kekerdilan pada anak dengan program perlindungan sosial, serta penyediaan ketahanan pangan dan nutrisi dengan penelitian analitik dari WFP.
Selain tiga area dukungan tersebut, Wapres Ma’ruf dan Christa juga membahas mengenai rencana pemberian bantuan kepada sekolah-sekolah melalui pendanaan Islam.
“Saya sudah bertemu dengan Wakil Presiden dan kami juga membahas tentang dukungan untuk sekolah dan kemungkinan adanya bantuan pendanaan Islam, selain tentunya juga keterlibatan WFP dalam pembangunan Indonesia mendatang,” ujarnya. (ant)